WASHINGTON (Arrahmah.com) – Menlu AS, Mike Pompeo, mengatakan bahwa AS memberlakukan pembatasan pada lima ilmuwan nuklir Iran “yang terlibat dalam program senjata nuklir Iran pra-2004” yang diberi nama Rencana Amad.
“Lima orang ini terus dipekerjakan oleh rezim sampai hari ini,” katanya, Rabu (18/3/2020) dalam sebuah pernyataan.
Setelah pekerjaan pada Rencana Amad dihentikan, Iran terus melestarikan catatan era Amad dan kader ilmuwan senjata nuklirnya, termasuk orang-orang ini.
Kelima ilmuwan nuklir akan ditambahkan ke Daftar Entitas Departemen Perdagangan AS yang berisi orang asing yang tunduk pada persyaratan lisensi ekspor tertentu, katanya.
Orang-orang yang ditambahkan ke Daftar Entitas Perdagangan ini adalah: Aref Bali Lashak yang menjabat sebagai ahli senior dalam Rencana Amad; Sayyed Mohammed, Mehdi Hadavi yang merupakan pengawas proyek selama Rencana Amad; Kamran Daneshjou yang menjabat sebagai kepala proyek Rencana Amad 111; Mehdi Teranchi yang menjabat sebagai proyek di proyek Amad 3/10; dan Ali Mehdipoud Omrani yang menjabat sebagai experin senior di proyek Amad 3/11.
“Individu yang bekerja untuk program-program sensitif proliferasi Iran harus menyadari risiko reputasi dan keuangan yang mereka hadapi sendiri. Para ilmuwan dan pakar teknis Iran memiliki dua jalur: mereka dapat menggunakan keterampilan mereka mengejar pekerjaan pada proyek-proyek yang tidak menimbulkan risiko proliferasi, atau mereka dapat bekerja untuk organisasi-organisasi Iran yang mengejar kegiatan-kegiatan yang peka terhadap proliferasi, dengan risiko finansial dan reputasi yang ditimbulkan oleh pekerjaan itu,” bunyi siaran pers Departemen Luar Negeri AS. (Althaf/arrahmah.com)