(Arrahmah.com) – Koran Amerika, The Wall Street Journal, menyebutkan bahwa ‘bantuan’ AS kepada Tunisia sebesar US $ 100 juta bukanlah ‘makan siang gratis’. Di balik ‘bantuan’ itu tersembunyi misi jahat negara penjajah salibis itu.
Mentri Luar Negeri negara penjajah salibis AS, Hillary Clinton, pada hari Kamis (29/3/2012) mengumumkan AS akan mengucurkan ‘bantuan’ senilai US $ 100 juta kepada Tunisia. The Wall Street Journal menulis ‘bantuan’ itu sebagai balasan yang layak bagi loyalitas partai pemenang pemilu, Partai Kebangkitan Tunisia, Hizbun Nahdhah, kepada AS.
Menurut koran AS itu, Partai Kebangkitan Tunisia telah berkeliling Eropa untuk mencari dukungan politik dan ‘memuaskan’ AS dengan menolak penetapan syariat Islam dalam UUD baru Tunisia. Ribuan rakyat muslim Tunisia selama setahun terakhir berdemonstrasi menuntut penegakan syariat Islam sebagai UUD Tunisia. Namun parlemen yang dikuasai kelompok sekuler mementahkan tuntutan mayoritas rakyatnya sendiri.
Tunisia menjadi negara Arab pertama yang melangsungkan revolusi dan menumbangkan penguasa sekuler boneka Perancis dan Barat. Jika syariat Islam diterapkan di negara tersebut, AS dan Barat khawatir kasus serupa akan terjadi di negara-negara boneka Barat lainnya di Timur Tengah.
(muhib al-majdi/arrahmah.com)