WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat telah menghentikan sementara pengiriman anjing pelacak ke Yordania dan Mesir setelah beberapa hewan mati karena dinilai pejabat AS kurang perawatan.
“Setiap kematian anjing di lapangan adalah peristiwa yang sangat menyedihkan dan kami akan mengambil setiap langkah yang mungkin untuk mencegah hal ini terjadi di masa depan,” kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS kepada wartawan, Senin (23/12/2019).
Anjing-anjing “memainkan peran penting dalam upaya kontra-terorisme kami di luar negeri dan dalam menyelamatkan kehidupan warga Amerika,” kata juru bicara itu.
Kantor independen Inspektur Jenderal (OIG) Departemen Luar Negeri AS sendiri mulai memeriksa kesejahteraan hewan setelah laporan penganiayaan anjing muncul pada pertengahan 2017.
Dalam sebuah laporan yang dikeluarkan pada bulan September, para inspektur menemukan banyak kasus kelalaian dalam perawatan terhadap 135 anjing, termasuk Belgian Malinois, German Shepherds, Labradors, dan anjing-anjing lain yang terlatih dalam mendeteksi bahan peledak.
Hewan-hewan yang dilatih AS ini diberikan kepada kurang dari 12 negara sebagai bagian dari program kerja sama kontraterorisme.
Kekhawatiran utama adalah dengan Yordania, penerima manfaat pertama dari program ini, di mana satu anjing mati karena perawatan yang tidak memadai dan yang lainnya harus dimatikan setelah kembali ke Amerika Serikat.
Para penyelidik OIG merekomendasikan agar pemerintah AS berhenti memasok Yordania dengan anjing pelacak – tetapi Biro Keamanan Diplomatik Departemen Luar Negeri, yang mengirim anjing pelacak ke luar negeri, menolak perintah ini.
Dalam sebuah laporan baru pada bulan Desember OIG menemukan bahwa pada bulan Juni dan September dua anjing lainnya telah mati di Yordania karena “penyebab tidak wajar” – satu karena stroke panas dan yang lainnya diracuni oleh pestisida yang disemprot oleh polisi Yordania di atau dekat kandang anjing. .
Kematian bisa dihindari dengan perawatan yang lebih baik, kata laporan itu.
Selain itu, tiga dari 10 anjing yang dipasok ke Mesir pada tahun 2019 juga meninggal sebelum waktunya – satu dari kanker paru-paru, yang kedua karena penyakit kandung empedu, dan yang ketiga akibat serangan panas, kematian yang sangat mengerikan karena kelalaian dan perawatan yang tidak tepat, menurut seorang dokter hewan dikutip dalam dokumen.
Para penyelidik memperbarui rekomendasi mereka sebelumnya untuk berhenti mengirim anjing ke Yordania, dan sekarang menambahkan Mesir ke daftar hitam.
Kali ini Departemen Luar Negeri mematuhinya.
“Kami setuju dengan rekomendasi OIG untuk menghentikan penyediaan tambahan anjing untuk Yordania dan Mesir sampai negara-negara tersebut menerapkan persyaratan kami,” kata pejabat Departemen Luar Negeri.
Laporan Desember juga mendesak para pejabat AS untuk mencari cara memantau anjing pelacak dengan lebih baik. Di Mesir, misalnya, para pejabat AS telah ditolak aksesnya ke kandang atau bandara tempat hewan-hewan itu dikerahkan. (Althaf/arrahmah.com)