WASHINGTON (Arrahmah.com) – AS telah mengancam akan menjatuhkan sanksi ekonomi yang lebih banyak kepada Turki jika tidak membebaskan seorang pendeta Amerika yang telah ditahan.
Andrew Brunson telah ditahan di Turki selama hampir dua tahun karena diduga memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok politik terlarang.
Sengketa atas pembebasannya telah menyebabkan dua sekutu NATO itu memberlakukan perang tarif barang satu sama lain.
Hal ini telah memperburuk krisis untuk mata uang Turki, lira, yang telah kehilangan sekitar sepertiga nilainya terhadap dolar sejak Januari, ungkap BBC, Jumat (17/8/2018).
Lira telah mulai sedikit menguat, tapi kemudian terancam kembali setelah tweet terbaru dari Presiden AS Donald Trump.
“Turki telah mengambil keuntungan dari Amerika Serikat selama bertahun-tahun. Mereka sekarang menahan Pendeta Kristen kita yang luar biasa, yang sekarang harus saya minta untuk mewakili negara kita sebagai sandera patriot yang hebat. Kami tidak akan membayar apapun untuk membebaskan orang yang tidak bersalah, tetapi kita akan memotong dari Turki!” kata Trump di akun Twitternya,
Pada hari Kamis, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan AS memiliki banyak rencana untuk dilakukan jika Turki tidak segera membebaskannya pendeta Brunson.
Pekan lalu, AS menggandakan tarifnya atas impor logam dari Turki.
Turki bersumpah tidak akan menyerah pada ancaman tersebut.
Pengadilan menolak membebaskan Brunson, dan pemerintah di Ankara menaikkan tarif impor mobil, minuman beralkohol dan tembakau daun dari AS, dan lira sedikit menguat.
(ameera/arrahmah.com)