WASHINGTON (Arrahmah.com) – AS memperingatkan Eritrea bahwa negeri tersebut akan menghadapi sangsi jika tidak menghentikan dukungannya untuk para ‘militan’ di Somalia yang memerangi pemerintahan transisi Somalia dan tentara Uni Afrika di sana.
Duta khusus AS untuk PBB, Susan Rice mengatakan kepada Komite Kongres bahwa aksi Eritrea tidak bisa ditoleransi.
Pada April lalu, uni Afrika juga menyerukan dunia internasional untuk memberi sangsi pada Eritrea.
Rice mengatakan negeri tersebut telah habis waktu untuk meyakinkan Dewan Keamanan PBB bahwa mereka mampu melakukan “perbaikan diri”.
“Jika kami tidak melihat tanda bahwa Eritrea akan memperbaiki hubungan dengan AS, aku dapat meyakinkan bahwa kalian akan menghadapi langkah tepat dengan rekan yang berada di Afrika dan Dewan Keamanan.”
Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton melakukan kunjungan ke wilayah Afrika beberapa waktu lalu dan menemui Presiden pemerintahan transisi Somalia, Sharif Ahmed di Kenya, untuk membicarakan permasalahan dalam negeri Somalia.
PBB menilai gerakan Al-Shabaab dan Hizbul Islam yang memerangi pemerintah transisi Somalia dan tentara Uni Afrika semakin memiliki kekuatan dan berhasil menduduki sebagian besar wilayah di Somalia.
Somalia menjadi subjek embargo senjata oleh PBB, namun perdagangan senjata di sana ternyata masih bebas ditemukan.
Washington mulai menunjukkan campur tanggannya secara langsung dalam perang di Somalia, walau sepertinya negara penjajah ini tidak akan berniat mengirimkan pasukannya ke negeri muslim Somalia, mengingat AS pernah kalah telak dan berhasil ditendang keluar oleh mujahidin Somalia beberapa tahun silam. (haninmazaya/bbs/arrahmah.com)