MOSUL (Arrahmah.com) – Militer AS mengakui pada Sabtu (25/3/2017) bahwa serangan udara koalisi pimpinan AS telah menghantam sebuah daerah di Mosul, di mana warga dan para pejabat mengatakan sebanyak 200 warga sipil mungkin telah tewas akibat serangan itu.
Amerika mengonfirmasi setelah keputusan oleh tentara Irak untuk menghentikan langkah mereka untuk merebut kembali Mosul barat pada Sabtu (25/3) karena tingginya angka korban di kalangan sipil, ujar juru bicara pasukan keamanan Irak, sebuah
langkah yang nampaknya dimotivasi oleh insiden tersebut, lansir Daily Sabah pada Ahad (26/3).
Pernyataan yang dikeluarkan oleh koalisi pimpinan AS mengklaim bahwa serangan itu diminta oleh pasukan Irak untuk menargetkan pejuang ISIS dan peralatannya.
“Tujuan kami selalu untuk menihilkan korban sipil, tapi koalisi tidak akan meninggalkan komitmen kami untuk mitra Irak kami karena taktik tidak manusiawi [ISIS] yang meneror warga sipil, menggunakan perisai manusia dan bertempur dari lokasi yang dilindungi seperti sekolah, rumah sakit, situs keagamaan dan lingkungan sipil,” klaim pernyataan koalisi yang berupaya menyalahkan ISIS atas kesalahan yang telah mereka buat.
Apa yang terjadi pada insiden 17 Maret di distrik Jadida, Mosul, masih belum jelas. Tetapi terdapat laporan yang mengklaim bahwa serangan koalisi AS menghantam sebuah truk berisi penuh bahan peledak yang ledakannya sangat kuat dan menghancurkan bangunan di sekitarnya.
Laporan awal mengatakan puluhan orang tewas dalam serangan udara tersebut, namun Kepala kota Mosul, Abdul Sattar Al-Habbo, yang mengawasi upaya evakuasi, mengatakan bahwa 240 mayat telah ditarik dari puing-puing bangunan yang runtuh.
Serangan untuk mengusir ISIS dari kota Mosul telah berjalan selama enam bulan dan pasukan Irak mengklaim telah merebut kembali sisi timur Mosul dan sekitar setengah sisi barat.
Laporan oleh Observatorium Irak untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa sejka kampanye dimulai di barat Mosul pada 19 Februari, laporan-laporan yang belum dikonfirmasi menunjukkan sekitar 700 warga sipil telah tewas dalam serangan udara koalisi pimpinan AS dan pasukan Irak. (haninmazaya/arrahmah.com)