AMMAN (Arrahmah.com) – Koalisi yang dipimpin Saudi-UAE mengatakan pihaknya telah “meminta penghentian dukungan pengisian bahan bakar pesawat” dari Amerika Serikat, yang menyebabkan lepasnya elemen kunci dari keterlibatan Washington dalam konflik Yaman.
Dalam pernyataan yang dilakukan oleh agen pers resmi Saudi (SPA) pada Sabtu (10/11/2018), Arab Saudi mengatakan keputusan untuk mengakhiri dukungan udara untuk koalisi dibuat dalam konsultasi dengan Amerika Serikat.
“Baru-baru ini, kerajaan dan koalisi telah meningkatkan kapasitasnya untuk secara independen melakukan pengisian bahan bakar pesawat di Yaman,” kata SPA.
“Akibatnya, dalam konsultasi dengan Amerika Serikat, koalisi telah meminta penghentian dukungan pengisian bahan bakar udara untuk operasinya di Yaman.”
Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis, menyatakan dukungan negaranya atas keputusan Saudi dan menyarankan peran berkelanjutan AS di Yaman dalam hal membantu pasukan koalisi meminimalkan korban sipil dan memperluas upaya kemanusiaan.
“AS dan koalisi berencana untuk berkolaborasi dalam membangun pasukan Yaman yang sah untuk membela rakyatnya sendiri, mengamankan perbatasan negara, dan berkontribusi untuk melawan upaya al-Qaeda dan ISIS (juga dikenal sebagai ISIL) di Yaman dan kawasan,” kata Mattis.
Pada bulan Agustus, Mattis memperingatkan bahwa dukungan AS untuk koalisi itu “tidak tanpa syarat” mendesaknya untuk melakukan “segala sesuatu yang manusiawi mungkin untuk menghindari hilangnya nyawa yang tidak bersalah.”
Implikasinya belum jelas, tetapi kantor berita Associated Press melaporkan bahwa para pejabat AS mengatakan sebelumnya bahwa pasukan Saudi sekarang menangani sekitar 80 persen operasi pengisian bahan bakar, sebuah fungsi penting yang memungkinkan pesawat terbang untuk beroperasi lebih lama. (Althaf/arrahmah.com)