WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat akan tinggal di Suriah selama Iran mempertahankan kehadirannya, tetapi peran AS tidak perlu melibatkan pasukan, klaim seorang pejabat senior AS.
James Jeffrey, perwakilan khusus AS di Suriah, sedang mengklarifikasi komentar baru-baru ini oleh pejabat senior yang tampaknya menunjukkan bahwa pasukan akan tinggal tanpa batas waktu untuk “melawan Iran”, lansir Al Arabiya pada Jum’at (28/9/2018).
Tujuan seperti itu akan secara drastis mengubah misi di Suriah yang pertama disahkan oleh Barack Obama yang menentapkan tujuan untuk “mengalahkan ISIS”.
Ketika ditanya apakah Donald Trump membuat penarikan AS tergantung pada penarikan pasukan Iran, Jeffrey mengatakan kepada para wartawan: “Presiden menginginkan kami di Suriah sampai kondisi lainnya terpenuhi”.
“Ada banyak cara agar kami dapat berada di lapangan. Kami tentu saja berada di wilayah diplomatis,” klaimnya seraya menambahkan bahwa tidak ada opsi yang pasti.
Amerika Serikat memiliki sekitar 2.000 pasukan di Suriah, terutama untuk melatih dan menasihati pasukan Kurdi dan orang-orang Arab Suriah yang menentang rezim Asad.
Penasihat keamanan nasional Trump, John Bolton, mengatakan pada Senin lalu: “Kami tidak akan pergi selama pasukan Iran berada di luar perbatasan Iran.”
Iran telah memberikan dukungan langsung kepada Bashar Asad, pemimpin rezim Suriah yang berasal dari sekte Alawiyah, dan mendukungnya melalui gerakan Syiah Libanon, “Hizbullah”.
Preside Iran Hassan Rouhani mengatakan pada Rabu lalu, bahwaTeheran keluar untuk mengalahkan ISIS dan akan tetap berada di sana selama diminta oleh Asad. (haninmazaya/arrahmah.com)