WASHINGTON (Arrahmah.com) – Dengan dalih menargetkan anggota Al-Qaeda, AS mengisyaratkan akan lebih mengintensifkan operasi militernya di Yaman. Padahal beberapa hari yang lalu, lembaga pemantau hak asasi manusia Amnesti International mengindikasikan bahwa keterlibatan AS dan operasi militer melawan Al-Qaeda di Yaman banyak menimbulkan korban di kalangan masyarakat sipil. Amnesti Internasional mengatakan apa yang dilakukan AS melanggar hukum internasional.
Pejabat AS meyakini Al-Qaeda di Yaman (AQAP) kini berkolaborasi lebih dekat dengan Pakistan dan Somalia.
Pergerakan tersebut akan memberikan CIA peran yang jauh lebih besar dalam kampanye militer rahasia AS terhadap sasaran-sasaran di Yaman dan Afrika. Mungkin akan sama dengan serangan-serangan CIA di Pakistan (serangan predator-red).
Militer operasi khusus AS dan CIa telah memposisikan peralatan pengawasan, predator dan personilnya di Yaman, Djibouti, Kenya dan Ethiopia untuk “menargtekan” mujahidin AQAP di Yaman dan Al-Shabaab di Somalia.
Pejabat kontra-terorisme AS percaya bahwa dua kelompok tersebut bekerja sama lebih erat dari sebelumnya. Dia mengatakan kedekatan antar Yaman dan Somalia memungkinkan adanya pertukaran, pelatihan.
“Kalian melihat AQAP, kalian melihat Al-Qaeda di Somalia, kalian melihat Al-Qaeda di Afghanistan dan Pakistan dan kalian melihat sejumlah besar orang dengan berbagai kegiatan berbicara tentang serangan di AS,” ujar Rep. Pete Hoekstra.
Pejabat Gedung Putih menolak untuk memberikan komentar mengenai hal ini.
Tidak diketahui secara spesifik operasi militer apa saja yang akan dilakukan AS di Yaman. Namun laporan terbaru Amnesti International kemarin mencurigai bahwa militer AS sudah melakukan operasi militer sepihak dengan melakukan serangan bom dari pesawat-pesawat tempur dan dari pesawat tanpa awak yang dioperasikan CIA, seperti yang mereka lakukan di Pakistan untuk memberangus Al-Qaida dan Taliban.
“Pemerintah dan badan intelijen kami akan bekerja keras melawan kelompok Al-Qaida dan sekutu-sekutunya, dimanapun mereka berada,” tukas Juru Bicara CIA George Little saat ditanya sejauh mana AS akan melakukan operasinya di Yaman. (haninmazaya/arrahmah.com)