AMERIKA SERIKAT (Arrahmah.com) – Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah menyusun rencana untuk membuat terobosan baru drone bertenaga nuklir yang berkapasitas membawa rudal lebih atau peralatan pengintai dan terbang di wilayah-wilayah terpencil di dunia selama berbulan-bulan.
“ini prospek yang cukup menakutkan,” kata Chris Coles dari Drone Wars UK, yang berkampanye melawan peningkatan penggunaan drone baik untuk tujuan militer ataupun tujuan sipil.
Perencanaan untuk pesawat baru telah dikembangkan oleh Sandia National Laboratories – penelitian nuklir Utama pemerintah dan badan pembangunan AS – dan kontraktor pertahanan Northrop Grumman.
Disamping membuat drone baru yang memiliki power yang lebih, drone baru itu juga telah dirancang untuk meningkatkan waktu terbang dari hari ke bulan, menurut ringkasan proyek diterbitkan oleh Sandia.
‘Pemberhentian A’, telah diperintah untuk bekerja saat ini, karena kekhawatiran bahwa publik tidak akan menerima ide teknologi yang berpotensi berbahaya seperti ini, dengan sifat yang rentan kecelakaan, yang berdampak mengubah drone menjadi ‘bom kotor’, dikutip The Guardian pada hari Senin (1/4/2012).
Coles menyatakan keprihatinan tentang dampak dari proyek ini, ia mengatakan bahwa meningkatnya kecanggihan pesawat menimbulkan banyak ancaman.
“Ketika itu menjadi murah, alternatif resiko rendah untuk perang konvensional, ambang batas untuk mereka gunakan pasti akan turun. Konsekuensi menjadi tidak dipikirkan,” katanya.
AS telah telah menggunakan drone untuk melakukan serangan di beberapa negara, termasuk Pakistan, Yaman, dan Somalia.
AS sering berdalih bahwa serangan mereka hanya menargetkan Mujahidin, namun survei menunjukkan kebanyakan korban adalah warga sipil tak bersalah. (siraaj/arrahmah.com)