WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat akan membeli 32 ton air berat (Heavy Water) dari Iran untuk membantu Iran mengurangi skala program nuklirnya, kata Departemen Luar Negeri, Jum’at (22/4/2016). Heavy Water merupakan material penting untuk reaktor nuklir,
“Transaksi ini menyediakan produk kritis untuk industri AS, dan juga memungkinkan Iran untuk menjual Heavy Water-nya yang berlebih,” kata juru bicara John Kirby, sebagaimana dilansir World Bulletin, Sabtu (23/4).
Iran telah setuju untuk mengurangi skala program nuklirnya di bawah pengawasan internasional sebagai bagian dari kesepakatan dengan kekuatan dunia yang dilaksanakan pada bulan Januari.
Sebagai imbalannya, Iran seharusnya menerima keringanan sanksi, namun puluhan miliar dolar dana Iran yang dibekukan masih tertahan di bank-bank asing.
Menlu AS John Kerry adalah untuk bertemu dengan Menlu Iran, Muhammad Javad Zarif di New York pada Jum’at nanti untuk membahas langkah langkah selanjutnya.
Departemen Luar Negeri mengaku belum bisa menyebutkan berapa banyak Washington akan membayar untuk Heavy Water Iran, yang diproduksi sebagai bagian dari proses energi nuklir.
Kirby berdalih bahwa pembelian Heavy Water itu dirancang untuk membantu Iran memenuhi kewajibannya berdasarkan proses implementasi kesepakatan, yang dikenal sebagai “JCPOA.”
“Pembelian kami terhadap air berat berarti bahwa air itu akan digunakan untuk penelitian penting dan kebutuhan industri non-nuklir,” tambahnya.
Juru bicara Kementerian Energi AS, DOE, menyebut bahwa AS akan membayar US$8,6 juta atau lebih dari Rp113 miliar untuk Heavy Water Iran. Heavy Water adalah komponen penting bagi pembuatan senjata dan energi nuklir, namun bukan merupakan zat radioaktif, lansir CNN.
Iran saat ini hanya diperbolehkan menyimpan 130 ton Heavy Water. Nanti ketika Iran telah merancang dan membangun ulang reaktor nuklir Arak, maka negara itu hanya boleh menyimpan 90 ton Heavy Water.
Juru runding nuklir Iran Abbas Araqchi mengatakan puluhan ton Heavy Water itu terjual kepada sebuah perusahaan di AS. Zat ini bisa digunakan untuk pengembangan semikonduktor atau pencitraan resonansi magnet nuklir.
Namun DOE menegaskan bahwa AS tidak akan menjadi pelanggan tetap Iran. Mereka menyerukan negara lain juga membeli Heavy Water dari Iran untuk mengurangi material pemroduksi senjata nuklir itu.
Menurut Araqchi, Iran memiliki kelebihan air berat hingga 70 ton. Saat ini, kata dia, mereka tengah bernegosiasi untuk menjualnya ke berbagai perusahaan di luar AS.
Keputusan AS ini menuai kritikan dari ketua parlemen Paul Ryan. Anggota dewan dari Partai Republik ini dalam pernyataannya mengatakan bahwa dengan pembelian ini pemerintah AS malah akan “mensubsidi secara langsung program nuklir Iran.”
(ameera/arrahmah.com)