AS sepertinya tidak mau belajar dari kegagalan militernya di Irak dan Afghanistan. Pentagon malah berencana membentuk sebuah komando militer khusus untuk wilayah Afrika.
Sejumlah sumber dari kalangan pemerintahan AS mengungkapkan, Pentagon akan membuka sejumlah markas besar militernya di kawasan Afrika dengan dalih untuk operasi anti-terorisme dan bantuan kemanusiaan.
Komando militer itu akan diberi nama US Afrika Command atau Africom. Menurut para penasehat di Gedung Putih dan Departemen Pertahanan AS, Africom ini akan mengatur strategi pembangunan dan operasi militer di seluruh kawasan benua Afrika-yang menurut AS menghadapi banyak masalah terkait bencana alam, perang saudara, penyakit kronis dan meningkatnya kehadiran kalangan Islam radikal. Persoalan-persoalan itu dinilai telah membuat sejumlah negara menjadi tidak stabil dan menimbulkan ancaman bagi keamanan global. Proposal pembentukan Africom ini kemungkinan akan mendapat persetujuan Gedung Putih dalam beberapa hari ini.
Analis wilayah Afrika dari Brooking Institution, Susan Rice menilai rencana AS itu terlambat. Ia merujuk krisis yang terjadi di Somalia yang kini dikuasai kalangan yang oleh Rice disebut Islam militan yang beraliansi dengan Al-Qaidah, serta krisis di Sudan di mana menurut perkiraan PBB telah menyebabkan sekitar 400 ribu orang tewas akibat pembersihan etnis di wilayah Darfur.
Senator dari Partai Republik untuk wilayah California Ed Royce yang juga anggota sub komite Kongres untuk kebijakan wilayah Afrika mendukung rencana pembentukan Africom.
“Kebutuhan untuk meningkatkan strategi di Afrika sudah jelas,” kata Royce.
Saat ini, Pentagon memiliki lima pos komando militer diseluruh dunia. Afrika selama ini tanggung jawabnya ditanggung bersama oleh komando untuk wilayah Eropa, Timur Tengah dan Asia.
Pentagon menyatakan, Africom akan berbeda dari pos-pos komando AS yang sudah ada, karena Afrika dari sisi militer, tidak menjadi ancaman langsung bagi AS. Operasional Africom akan difokuskan pada persiapan pasukan yang akan diterjunkan pada pertempuran-pertempuran besar saja di wilayah Afrika.
Selain itu, Africom juga akan memberikan program pelatihan militer lokal untuk membantu pemerintahan setempat menjaga keamanan perbatasan dan melakukan penjagaan jika terjadi krisis seperti yang dialami Darfur serta membantu mengatasi penyebaran wabah penyakit seperti malaria dan HIV AIDS. (ln/IHT/era)