KABUL (Arrahmah.com) – AS berencana untuk membuka pangkalan militer baru di Irak dekat kota al-Qa’im di Provinsi Anbar, lapor media lokal BasNews, dikutip Sputnik pada Senin (15/7/2018).
Provinsi ini berbatasan dengan Suriah, di mana Angkatan Udara AS masih melakukan serangan udara tanpa otorisasi Damaskus dan misi tersebut telah menyebabkan jatuhnya korban sipil pada banyak kesempatan.
Basis baru akan bekerja sama dengan dua pangkalan lainnya di provinsi ini – Ain al-Assad dan Habbaniya
Berita itu muncul di tengah tuntutan oleh berbagai tokoh politik di Irak agar AS menarik diri dari negara itu. Pada Maret 2018, parlemen Irak meminta pemerintah untuk membuat batas waktu bagi penarikan pasukan AS, sementara Diyaa Assadi, penasihat senior untuk ulama Irak Muqtada al-Sadr, yang memenangkan koalisi dalam pemilihan parlemen baru-baru ini, mengatakan bahwa AS dilihat “sebagai negara penjajah”.
Pada saat yang sama, surat kabar Kuwait al-Rai telah melaporkan bahwa pangkalan militer AS lainnya sedang direncanakan untuk dibangun di Kuwait. Menurut surat kabar, itu akan menjadi terminal udara utama di dekat bandara internasional dan akan berfungsi sebagai titik pasokan logistik.
AS telah melakukan serangan udara di Suriah dan Irak sejak munculnya Daesh. Meskipun Washington mengklaim hanya berperang melawan kelompok-kelompok ‘teroris’, banyak serangan udara telah menyebabkan korban sipil.
Sementara pemerintah Irak telah memberi lampu hijau bagi pasukan AS untuk melakukan operasi di tanahnya, yang terakhir beroperasi tanpa otorisasi di Suriah, baik dari pemerintah di Damaskus, maupun dari Dewan Keamanan PBB. (Althaf/arrahmah.com)