BRUSSELS (Arrahmah.com) – AS sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan Uni Eropa dalam melatih militer Somalia, yang pemerintahnya terlibat dalam perang melawan kelompok yang dikaitkan dengan al-Qaidah, seorang pejabat militer senior mengatakan pada Kamis (4/3).
Mayor Jenderal Richard J. Sherlock, kepala KOmando Afrika-Amerika mengatakan ada cukup banyak ruang lingkup kerjasama dengan Uni Eropa dalam program pelatihan ini.
Washington sejauh ini tidak berpartisipasi dalam upaya untuk mendukung pasukan Somalia, yang dianggap penting untuk mewujudkan stabilitas negara yang kehilangan pemerintahan fungsionalnya selama hampir dua dasawarsa.
Misi Uni Eropa merupakan bagian dari upaya internasional untuk membantu menstabilkan pemerintahan transisi Somalia. Di bawah rencana Uni Eropa, sekitar 200 instruktur militer Eropa akan mulai melakukan pelatihan pada bulan Mei mendatang terhadap 2000 personil pasukan Somalia di pangkalan militer Uganda.
“Kami akan berusaha memberikan kontribusi dalam upaya internasional mendukung pemerintahan transisi Somalia,” kata Sherlock.
Sherlock dan Duta Besar Anthony Holmes, yang bertanggung jawab atas komando urusan sipil-militer, mengatakan mereka berada di Brussels untuk bertemu dengan pejabat senior Uni Eropa dan mengeksplorasi jalan agar militer AS bisa berkontribusi dalam pelatihan dan melengkapi pasukan Somalia.
“Kami juga berusaha mencari jalan untuk menyelaraskan kerjasama kami,” kata Sherlock. Dia mencatat bahwa AS memiliki keahlian yang bisa dikontribusikan, terutama dalam pelatihan militer profesional.
Harakah Al-Shabab Mujahidin, yang dinilai Washington memiliki hubungan dengan al-Qaidah, sekarang telah mengontrol sebagian besar Somalia dan beroperasi secara terbuka di ibukotanya, Mogadishu, serta membatasi militer, pemerintah yang diakui PBB, serta pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika.
Selain itu, Uni Eropa dan Amerika Serikat pun bersama-sama melakukan misi anti-pembajakan maritim dari pantai Somalia yang panjangnya mencapai 1.900 mil (3.100 kilometer).
Kedua armada ini – bersama dengan NATO, India, Cina, Rusia dan kapal perang lain – yang selalu menjadi pendamping kapal-kapal asing melalui Teluk Aden dan sepanjang pantai Somalia, dengan dalih menghindari pembajakan. (althaf/ap/arrahmah.com)