JAKARTA (Arrahmah.com) – Kenaikan harga minyak dunia akibat gejolak politik di Libya membuat pemerintah Amerika Serikat (AS) mengembangkan energi alternatif pengganti minyak bumi. AS menggandeng RI untuk mencari alternatif pengganti minyak bumi tersebut.
Wakil Menteri Perdagangan Urusan Perdagangan Internasional AS Francisco J Sanches menyatakan pihaknya belum akan mengambil tindakan apa-apa terkait konflik yang terjadi di negara-negara Timur Tengah seperti Libya. Namun, pihaknya akan tetap memonitor perkembangan konflik di negara tersebut terkait dengan harga minyak.
“Kita belum menanggapi tapi kita monitor. Seperti yang kita ketahui harga minyak sedang tinggi juga,” ujarnya saat ditemui di sela pembukaan ACCESS Education Beyond di Gedung Sampoerna Strategic, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (3/4/2011).
Dengan kondisi tersebut, Sanchez menilai merupakan waktu yang tepat untuk fokus terhadap pengembangan energi alternatif pengganti minyak bumi. Program ini sejalan dengan komitmen Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
“Presiden Obama berkomitmen untuk menemukan sumber energi, clean energy,” jelasnya.
Untuk itu, Sanchez berharap kerjasama dengan Indonesia dalam bidang pengembangan energi alternatif bisa ditingkatkan mengingat Indonesia juga sedang berusaha untuk mengembangkan sumber daya energi lain di samping minyak bumi.
“Makanya waktu bos saya datang ke sini akhir tahun lalu, kita fokus ke clean energy, dan saya rasa ini saatnya untuk bekerja sama membangun energi alternatif,” tandasnya. (dtk/arrahmah.com)