KAIRO (Arrahmah.com) – Amerika Serikat keluarkan suara terkait aksi protes massa di Mesir. AS mendesak pemerintah Mesir dan rakyatnya agar menghindari kekerasan saat publik Mesir tengah gencar-gencarnya melakukan aksi unjuk rasa melawan Presiden Hosni Mubarak.
Pada Kamis (27/1/2011), rakyat Mesir mengadakan protes hari ketiga di seluruh negeri yang belum pernah terjadi sebelumnya, di mana tujuh orang telah tewas, lebih dari 100 mengalami luka dan diduga sekitar 1.000 pendemo ditahan di penjara.
Protes massa gaya Tunisia telah dikecam oleh pemerintah boneka Mesir yang selama ini terkenal bertindak keras terhadap aktivis dunia maya dan demonstran.
Sementara itu, Sekretaris Gedung Putih, Robert Gibbs mengatakan kepada ABC News bahwa Mesir merupakan “sekutu kuat” Washington, dan menambahkan bahwa protes yang berlangsung dianggap sebagai tes untuk Kairo untuk menunjukkan sejauh mana ia mendengarkan rakyatnya sendiri.
Dia juga memperingatkan Kairo dan pemrotes terkait kelanjutan dari ketidakstabilan dan kekerasan di negara itu, “Kami tetap percaya pertama dan terutama bahwa salah satu pihak, semua pihak harus menahan diri dari kekerasan.”
Terinspirasi oleh revolusi di Tunisia baru-baru ini, yang berhasil menggulingkan rezim Ben Ali yang memimpin Tunisia selama 23 tahun, Mesir pun memulai unjuk rasa untuk menjatuhkan Hosni Mubarak yang telah berkuasa dengan represif selama tiga dekade.
Sejauh ini jumlah korban tewas akibat bentrokan selama aksi unjuk rasa meningkat menjadi sembilan orang setelah pengunjuk rasa di utara Sinai ditembak mati oleh tentara keamanan. (haninmazaya/arrahmah.com)