IDLIB (Arrahmah.com) – Tembakan artileri rezim Asad menghantam sebuah kota yang dikuasai oposisi di dekat perbatasan dengan Turki pada Sabtu (16/10/2021), menewaskan empat orang dan melukai lebih dari selusin.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan tiga polisi, yang posnya menerima serangan langsung, termasuk di antara korban serangan di kota Sarmada, di provinsi Idlib. Sedikitnya 17 orang terluka, lansir Al Jazeera.
Pertahanan Sipil Suriah oposisi, juga dikenal sebagai White Helmets, mengatakan penembakan itu terkonsentrasi di kota dan jalan yang menghubungkannya dengan titik penyeberangan perbatasan Bab al-Hawa dengan Turki. Pertahanan Sipil mengatakan empat orang tewas tetapi memberikan jumlah korban luka yang lebih tinggi, 23.
Penembakan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di kubu oposisi terakhir di barat laut Suriah, di mana gencatan senjata yang dicapai pada Maret tahun lalu telah berulang kali dilanggar dalam beberapa pekan terakhir.
Gencatan senjata, yang dinegosiasikan antara Turki –yang berpihak pada oposisi Suriah– dan Rusia –pendukung utama rezim Suriah– mengakhiri serangan rezim yang menghancurkan di barat laut Suriah.
Daerah itu adalah kantong pemberontak terakhir di negara itu dan merupakan rumah bagi ratusan ribu orang terlantar.
Rezim Suriah telah berjanji untuk memulihkan kendali atas wilayah yang hilang selama konflik 10 tahun, yang dimulai pada Maret 2011.
Tentara meningkatkan pengebomannya di daerah kantong barat laut ketika Bashar Asad mengambil sumpah jabatan untuk masa jabatan baru pada 17 Juli.
Ketika Asad mengambil sumpah dan berjanji untuk menjadikan “pembebasan bagian-bagian tanah air yang masih perlu” menjadi salah satu prioritas utamanya, serangan terhadap desa Idlib di Sarja dan Ehsin menewaskan 14 warga sipil, tujuh di antaranya anak-anak.
Minggu berikutnya, peluru artileri rezim Suriah menyerang desa Ibleen, menewaskan tujuh anggota keluarga yang sama, termasuk empat anak. (haninmazaya/arrahmah.com)