JAKARTA (Arrahmah.com) – Ironis, di tengah dahsyatnya gelombang penghancuran iman dan akhlaq melalui media massa dan maraknya tayangan pembodohan di televisi, muncul tuduhan ngawur dari seorang Ansyad Mbai yang menuduh Arrahmah.com (meski salah sebut menjadi arrahman.com) sebagai situs propaganda terorisme. Inikah gejala Islamphobia (takut dan anti Islam) seorang Ansyad Mbai ?
Ansyad Mbai sering asal
Bukan kali pertama Ansyad Mbai, ketua BNPT salah ucap dan ngawur dalam menyampaikan hal penting. Seperti yang dilansir oleh antaranews online pada Kamis (9/6/2011), Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Ansyad Mbai mengatakan bahwa pengunjung terbesar situs-situs yang diidentifikasi sebagai situs propaganda terorisme berasal dari Indonesia.
Ansyad Mbai lalu menyebutkan salah satu nama dari 11 situs yang dituduhnya sebagai situs propaganda yang berasal dari Indonesia, yakni situs arrahman.com. Ini jelas saja asbun (asal bunyi) dan ngawur, karena kalau ditelusuri, maka situs arrahman.com itu adalah situs milik komposer lagu-lagu India AR. Rahman. Selain komposer ia juga merupakan pencipta lagu terkenal untuk artis-artis Bollywood. Lalu, dimana propaganda terorismenya situs tersebut ?
Asbun alias asal bunyi lainnya ditunjukkan Ansyad Mbai ketika menyebut Syekh Usamah bin Ladin kafir, bukan Islam, di Universitas Paramadina, Rabu (4/05/2011). Saat itu, dengan entengnya, Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tersebut menyebut Syekh Usamah bin Ladin kafir, bukan Islam setelah berdiskusi dengan beberapa syaikh di Saudi Arabia. Sontak, statemen Ansyad yang “anti Islam” itu mengundang protes salah seorang wartawan media Islam dalam sebuah sesi tanya jawab. Tak bisa menjawab, Ketua BNPT itu pun dipermalukan dan terlihat naik pitam, begitu reaksioner.
Saat itu, Ansyad menjawab :
“Seingat saya yang mengatakan Usamah bukan Islam adalah Syaikh Muhammad siapa gitu? Ia pengajar di Riyadh di bawah departemen dalam negeri yang menangani radikalisme. Yang jelas, ada tiga doctor yang mengatakan itu. “Saya punya dokumentasinya. Jangalah kita buat bingung masyarakat,” ujar Ansyad.
Kini, kekonyolan dan asal bunyi kembali dikumandangkan Ansyad Mbai. Dalam acara Focus Group Discussion (FGD) tentang Deradikalisasi (Meningkatkan Ketahanan Masyarakat) Melalui Advokasi, Komunikasi, dan Edukasi di Ruang Publik, di Bogor, Kamis (9/06/2011), Ansyad mengaku tidak hafal ke-11 nama situs yang dituduhnya sebagai situs propaganda terorisme dan hanya menyebut satu nama (salah pula) yakni Arrahman.com. Parah!
Media Islam versus Islamphobia
Ironis, di tengah dahsyatnya gelombang penghancuran iman dan akhlaq melalui media massa dan maraknya tayangan pembodohan di televisi, media Islam seperti situs Arrahmah.com malah dituduh sebagai situs propaganda terorisme.
Padahal, sebagaimana dilaporkan oleh Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat, tujuh puluh persen laporan pengaduan mengenai tayangan televisi yang tidak mendidik ditayangkan oleh televisi nasional. Mayoritas mengandung unsur pornografi serta mistis yang tidak sehat bagi masyarakat terutama anak-anak.
Atie Racmiatie, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat (Jabar) yang ditemui di sela-sela Prosesi Milad ke-28 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung “The Power of Green : Media dan Komunikasi Lingkungan” di Aula Utama Unisba Jln. Tamansari Bandung, Selasa (7/6/2011), menuturkan, sejumlah stasiun televisi sudah ditegur oleh KPID. Sebagian sudah mengubah format acaranya meski ada beberapa yang harus ditegur berkali-kali.
Selain televisi nasional, kata Atie, sejumlah televisi lokal juga telah melakukan “pembodohan” melalui tayangan yang tidak rasional. Di antaranya sejumlah program pengobatan alternatif yang cenderung mistis.
Charterz (seorang peneliti) masalah media massa berkata :
“Sesungguhnya pembangkitan syahwat dan penayangan gambar-gambar porno, dan visualisasi (penampakan gambar) trik-trik porno, di mana sang bintang film menanamkan rasa senang dan membangkitkan syahwat bagi para penonton dengan cara yang sangat vulgar bagi kalangan anak-anak dan remaja itu amat sangat berbahaya.”
Ironisnya, media-media sekuler yang isinya sangat berbahaya bagi aqidah ummat dan akhlak masyarakat serta menteror setiap hari kaum Muslimin ini tidak masuk dalam kategori pantauan Ansyad Mbai untuk dilarang. Malah situs berita Islam dan jihad kaum Muslimin seperti Arrahmah.com yang mengabarkan bagaimana kondisi ummat dan perjuangan mereka menuju kebangkitan Islam, dituduh sebagai media propaganda terorisme. Apakah ini bukan sebuah bentuk ketakutan dan anti Islam yang teramat parah dari seorang Ansyad?
Wallahu’alam bis showab!
(M Fachry/arrahmah.com)