JAKARTA (Arrahmah.com) – Majelis Mujahidin, dalam rilis yang diterima redaksi, menilai pemerintah arogan dan over acting dalam melakukan pengamanan perayaan Natal.
“Setiap tahun pemerintah selalu over acting melakukan pengamanan perayaan Natal, suatu tradisi yang tidak dilakukan pada Hari Raya Idul Fithri maupun Idul Adha. Apakah pemerintah sengaja melestarikan stigma negatif, seolah umat Islam menjadi ancaman laten bagi penganut agama lain di Indonesia?”
Majelis Mujahidin juga menyimpulkan perilaku pemerintah ini adalah tradisi diskriminatif yang coba dilanggengkan oleh rezim.
“Sekalipun dengan alasan melindungi kaum minoritas, tradisi diskriminatif pemerintah dan aparat keamanan tidak boleh mendiskreditkan umat mayoritas di negeri ini.”
Oleh karena itu Majelis Mujahidin menghimbau:
- Polisi tidak perlu bersikap arogan dalam pengamanan Natal, dengan mengerahkan ribuan polisi, terkesan sengaja memosisikan umat Islam sebagai ancaman bagi umat agama lain, dan mencurigai umat Islam untuk melakukan teror.
- Hentikan provokasi intelijen terhadap umat Islam, terutama mereka yang berniat melakukan apel siaga menjelang Natal dan Tahun Baru. Hal itu dikhawatirkan rekayasa intelijen untuk mengadu domba umat Islam dengan umat agama lain, atau mengadu domba umat Islam dengan aparat kemanan.
- Menyeru kaum Muslimin untuk tidak melakukan gangguan dalam bentuk apapun terhadap kegiatan Hari Raya agama lain, demi mengamalkan firman Allah Swt. di dalam Al-Qur’an:
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا
“Hamba-hamba Allah Yang Mahabelas kasih, tidak mau menghadiri atau menyaksikan upacara agama kaum musyrik. Jika mereka melewati tempat yang sedang digunakan untuk upacara agama oleh kaum musyrik, mereka segera berlalu dengan sikap yang baik.” (Qs. Al-Furqan, 25: 72)
Seperti diketahui, Kepolisian Republik Indonesia berencana melibatkan 92.009 personel untuk mengamankan jalannya perayaan Natal dan tahun Baru 2014 secara nasional.
“Pengamanan Natal tahun ini juga dibantu dengan 16.982 personel dari TNI,” kata Kapolri, lansir Antara Ahad (22/12/2013).
Selain itu, kata dia, Polri juga dibantu oleh 35.473 personel dari instansi terkait mulai dari Dinas Perhubungan dan pemerintah daerah beserta juga komponen masyarakat.
Dengan demikian, lanjut Sutarman, total pasukan gabungan yang akan diturunkan pada Operasi Lilin 2013-2014 adalah sebanyak 144.464 orang.
Dia menjelaskan bahwa personel gabungan itu akan ditempatkan pada 1.962 pos pengamanan dan 602 pos pelayanan yang tergelar di berbagai lokasi perayaan Natal dan tahun Baru 2014 di seluruh wilayah provinsi di Indonesia (azm/arrahmah.com)