PEMALANG (Arrahmah.com) – Sekali lagi, tindakan arogansi dari polisi mencoreng nama korps Kepolisian Republik Indonesia. Setelah kasus korupsi, pembunuhan dan pemerkosaan yang dilakukan oleh anggota kepolisian, kali ini terjadi aksi arogansi polisi dalam bentuk Pencabutan Spanduk yg bertuliskan ” WASPADA BAHAYA SYIAH” yang dipasang di pagar milik sebuah yayasan Islam resmi yaitu Yayasan Para Pecinta Nabi di kota Pemalang, Jawa Tengah, Jumat (15/11/2013).
Pencabutan spanduk tersebut dilakukan oleh aparat Polsek dan Satpol PP Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Berikut ini kronologis kejadian dan pernyataan resmi Yayasan Islam Pecinta yang diterima redaksi arrahmah.com.
-
Kamis, 14 November 2013 Yayasan Islam Para Pecinta Nabi memasang spanduk “Waspada Terhadap Syiah” pada pukul 20.00 WIB.
-
Jumat, 15 November 2013 pukul 5.00 pagi, spanduk hilang dan ada bekas-bekas penarikan secara paksa. Diperkirakan penyobekan spanduk tersebut terjadi pada tengah malam.
-
Jumat, 15 November 2013 jam 7.00 pagi, Ketua Yayasan diberitahu perihal hilangnya spanduk tersebut oleh pengurus kantor yayasan dan mengistruksikan untuk dipasang lagi spanduk yang lain.
-
Jumat, 15 November 2013 jam 13.00 siang, ada 8 orang polisi dari Polsek Pemalang mendatangi Kantor Yayasan Para Pecinta Nabi yg kebetulan saat itu sedang kosong, namun mereka titip pesan pada pengelola rumah makan disamping kantor agar mencopot spanduk tersebut.
-
Jumat, 15 November 2013 jam 16.30 sore, ada sekelompok aparat yang terdiri dari Satpol PP dan polisi mendatangi kantor yayasan dan mencabut spanduk yang berisi “Waspada bahaya Syiah” tersebut. Patut disayangkan kerja dari aparat pemerintah yang jauh dari sikap professional ini. Tanpa surat pemberitahuan yang dilayangkan kepada pihak Yayasan, mereka langsung saja secara paksa mencabut spanduk tersebut. Padahal, pada saat itu, salah satu pengurus yayasan sedang menuju ke lokasi.
-
Jumat, 15 November 2013 jam 17.30 sore, ada seseorang menelepon Ketua Yayasan dan dia berkata bahwa saya diperintahkan untuk mencabut spanduk tersebut untuk menghindari kerusuhan yang mungkin bisa terjadi karena ada kelompok masyarakat disebelah barat yang keberatan dengan pemasangan spanduk tersebut. Ketua Yayasan yang belum diberitahu oleh pengurus yayasan tentang insiden pencabutan spanduk secara non-prosedural yang dilakukan oleh aparat mengatakan, agar diadakan dialog jam 8 malam dengan beberapa ustad dan pengurus Yayasan jam 8 malam. Rupanya orang yang menelepon Ketua Yayasan itu belum tahu jika spanduk sudah dicopot.
-
Sabtu 16 November 2013, sampai pagi ini, dari pihak yayasan belum diberitahu oleh aparat siapa yang berkeberatan dengan isi spanduk tersebut .
Kami selaku Pengurus Yayasan Para Pecinta Nabi yang baru berusia beberapa bulan, Alhamdulillah sudah mampu melaksanakan program sosial diantaranya adalah khitanan masal, buka puasa bersama dengan masyarakat sekitar dan program pengajian rutin seminggu 2 kali.
Kami memasang spanduk ini didasarkan dengan tanggung jawab kami untuk melindungi masyarakat dari sebuah faham yang dapat merusak persatuan Umat Islam karena faham Syiah tersebut benar-benar telah menistakan kepercayaan yang dianut oleh umat Islam di Indonesia yang tergolong Sunni atau Ahlus Sunnah wal Jamaah. Yang patut kami keluhkan kepada aparat adalah selain tindakan arogan yg dilakukan oleh aparat dengan mencabut paksa spanduk tersebut, mereka sepertinya menjadi centeng sebuah kelompok masyarakat, karena tanpa adanya upaya mediasi terlebih dahulu langsung saja mencabut spanduk tersebut.
Kami juga sangat prihatin atas sikap yang dilakukan oleh aparat ini dapat memperkeruh suasana dan menyebabkan terjadinya kerusuhan seperti di Sampang. Karena kami tidak akan berhenti disini, namun kami akan terus berusaha menjaga persatuan dan aqidah masyarakat muslim ahlus Sunnah wal Jamaah di kota Pemalang dari bahaya Syiah dan membuktikan bahwa Syiah bukan Islam. Dan kami akan menggandeng seluruh ormas-ormas Islam di kota Pemalang untuk melakukan upaya-upaya menjaga persatuan Umat Islam dari bahaya Syiah. Allahu Akbar.
Ketua Yayasan Islam Para Pencinta Nabi
H. Abdullah
(azm/arrahmah.com)