PALMYRA (Arrahmah.com) – Militer Rusia membangun sebuah pangkalan militer baru di kota Palmyra, Suriah tengah, di dalam wilayah yang dilindungi yang memegang situs arkeologi yang terdaftar oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia dan tanpa meminta izin dari otoritas terkait, ujar seorang arkeolog Suriah pada Selasa (17/5/2016).
Sekolah Penelitian Warisan Budaya Oriental Amerika memposting gambar yang diambil dari citra satelit yang menunjukkan pembangunan di tepi situs kuno Palmyra yang sempat dikendalikan oleh ISIS selama 10 bulan.
Tentara rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad yang didukung oleh serangan udara Rusia telah merebut Plmyra pada bulan Maret dan pertempuran terus berlanjut sampai hari ini.
Maamoun Abdulkarim, kepala Departemen Museum di Damaskus mengatakan kepada AP bahwa Rusia sedang membangun barak kecil yang mencakup kantor dan klinik.
Abdulkarim mengatakan bahwa Rusia tidak meminta izin kepada organisasinya untuk mendirikan bangunan di sana.
“Kami menolak untuk memberi izin bahkan jika itu hanya untuk ruangan kecil yang akan dibangun di dalam situs, apakah itu untuk tentara Suriah, tentara Rusia atau orang lain,” ujar Abdulkarim.
“Kami tidak akan pernah memberikan izin tersebut karena ini akan melanggar hukum arkeologi.”
Sejak Rusia memulai intervensi militernya di Suriah untuk mendukung kekuasan rezim Asad pada September 2015, rezim Asad mendapatkan banyak keuntungan di lapangan. Awal tahun ini Rusia mengklaim telah menurunkan kehadiran militernya di Suriah. Namun klaim tersebut hanya isapan jempol belaka. (haninmazaya/arrahmah.com)