RIYADH (Arrahmah.com) – Arab Saudi telah secara resmi menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai “kelompok teroris”, sebuah televisi resmi Arab Saudi melaporkan mengutip pernyataan Kementerian Dalam Negeri, sebagaimana dirilis oleh WorldBulletin, Jumat (7/3/2014).
Kerajaan Arab Saudi juga telah menetapkan Jabhah Nushra dan ISIS, yang berjuang melawan rezim diktator Presiden Suriah Bashar al-Assad, sebagai organisasi “teroris”.
Penetapan tersebut diambil sebagai langkah untuk melaksanakan keputusan kerajaan Arab Saudi bulan lalu di mana Riyadh mengatakan akan memberikan hukuman penjara selama tiga hingga 20 tahun kepada setiap warga negara Arab Saudi yang ikut berjuang dalam konflik di luar negeri.
Otoritas kerajaan Arab Saudi ingin mencegah warga Arab Saudi bergabung dengan kelompok pejuang di Suriah, dengan dalih bahwa keikutsertaan warga Arab Saudi dalam konflik luar negeri bisa memunculkan risiko keamanan setelah mereka kembali ke rumah.
Riyadh juga mengkhawatirkan Ikhwanul Muslimim telah berupaya untuk menggalang dukungan di dalam kerajaan sejak revolusi Arab Spring yang melanda beberapa negara Arab. Kekhawatiran tersebut muncul karena prinsip-prinsip Ikhwanul Muslimin yang menolak sistem pemerintahan kerajaan Arab Saudi.
Di Mesir, Ikhwanul Muslimin, yang memenangkan setiap pemilihan menyusul penggulingan penguasa lama Husni Mubarak pada tahun 2011, telah bergerak dibawah tanah sejak militer menggulingkan Presiden Muhammad Mursi, anggota senior kelompok yang juga sering mengalami penindasan di era Husni Mubarak.
Pemerintah Mesir yang didukung militer di Kairo telah menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok “teroris” pada bulan Desember setelah menuduhnya melakukan serangan bom di kantor polisi yang menewaskan 16 orang, dimana banyak pihak mencurigai bahwa pihak militer Mesir sendiri yang melakukan serangan tersebut. Ikhwanul Muslimin mengutuk serangan itu dan menolak kelompoknya menggunakan kekerasan.
Otoritas agama Islam Arab Saudi sebelumnya telah melarang warga Arab Saudi yang akan berjuang Suriah, namun demikian, Kementerian Dalam Negeri Saudi memperkirakan bahwa ada sekitar 1.200 warga Arab Saudi yang pergi ke Suriah. (ameera/arrahmah.com)