RIYADH (Arrahmah.com) – Putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Nayef bin Abdul Aziz al-Saud, memerintahkan pihak kepolisian melalui surat resminya untuk tidak menunjukkan belas kasihan apapun terhadap demonstran anti-pemerintah.
Nayef menulis surat itu pada bulan Maret lalu, yang ditujukan untuk kepala kepolisian di seluruh wilayah Arab Saudi, termasuk sejumlah pihak yang ditugaskan mengawasi pasukan keamanan di kota-kota suci Mekkah dan Madinah.
Menurut surat itu, Nayef memerintahkan tindakan keras terhadap pengunjuk rasa dan memberi lampu hijau bagi aparat keamanan untuk menembaki orang-orang yang berdemonstrasi menentang pembatasan pemerintah terhadap kebebasan rakyat.
Kerajaan ultrakonservatif ini memang dikenal akan intoleransi atas perbedaan pendapat.
Sejak awal 2011, pasukan Saudi telah menekan protes anti-rezim.
Pada bulan Maret, Kementerian Dalam Negeri Saudi menyebut segala jenis pertemuan umum sebagai “tindakan ilegal”.
Amnesty International menyatakan pemerintah Saudi menangkap ratusan orang yang telah menuntut reformasi politik dan sosial dan menyerukan pembebasan kerabat mereka yang ditahan tanpa tuduhan atau pengadilan selama pemberontakan.
Lebih dari 300 orang telah ditahan karena ikut serta dalam demonstrasi damai di Provinsi Timur kerajaan sejak Maret, Amnesty mengatakan.
Meski demikian, demonstrasi terus berkecamuk di tengah kebijakan rezim Riyadh yang makin represif. (althaf/arrahmah.com)