RIYADH (Arrahmah.com) – Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdul Aziz Alu Sa’ud, secara resmi mengeluarkan surat keputusan pelengseran wakil Mentri Pertahanan, Pangeran Khalid bin Sultan bin Abdul Aziz Alu Saud dari jabatannya.
Kantor berita resmi Kerajaan Arab Saudi melaporkan pada Jum’at (19/4/2013) bahwa raja Abdullah menetapkan surat pemberhentian Pangeran Khalid bin Sultan dan mengangkat Pangeran Fahd bin Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman sebagai penggantinya. Surat raja yang bernomor A/144 itu dikeluarkan pada Kamis, 10 Jumadil Akhir 1434 H bertepatan dengan tanggal 18 April 2013 M.
Pangeran Fahd bin Abdullah sebelumnya menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan laut (KSAL) Kerajaan Arab Saudi. Ia telah mengalami kenaikan status dan saat ini berpangkat Laksamana Laut.
Pergantian Mentri Pertahanan dan wakil Mentri Pertahanan dalam jarak kurang dari dua bulan terakhir telah mengundang spekulasi tentang kondisi keamanan dalam negeri Arab Saudi. Hal itu dikaitkan dengan kemajuan yang diraih oleh mujahidin Islam di Suriah dan mujahidin Anshar asy-Syari’ah (AQAP) di Yaman.
Yayasan Media Al-Malahim, sayap media mujahidin Al-Qaeda Semenanjung Arab (AQAP) beberapa hari yang lalu telah merilis video wawancara Al-Qaeda dengan Wakil Konsulat Jendral Arab Saudi untuk Yaman yang disandera oleh AQAP, Abdullah bin Muhammad Khalifah al-Khalidi. Ini adalah kemunculan ketiga kalinya Wakil Konsulat jendral Arab Saudi dalam video rilisan AQAP.
Dalam video pertama AQAP, Wakil Konsulat Jendral itu meminta rezim Arab Saudi untuk memenuhi tuntutan mujahidin AQAP agar ia dibebaskan. Dalam video kedua AQAP, Wakil Konsulat Jendral itu meminta sukunya dan masyarakat Arab Saudi untuk menekan rezim demi pembebasan dirinya.
Dalam video ketiga AQAP, Wakil Konsulat Jendral itu melemparkan “bom waktu” kepada rezim Arab Saudi. Rezim Arab Saudi terbukti enggan membebaskan dirinya dan memilih mengirim pesawat tempur untuk membombardir mujahidin AQAP di Yaman Selatan. Maka dalam video ketiga AQAP, Wakil Konsulat Jendral itu menegaskan bahwa “rezim Arab Saudi bertujuan membunuh dirinya, agar terbebas dari tanggung jawab pembebasan sandera dan menutup mulut dirinya untuk tidak membongkar lebih jauh kebiadaban rezim Arab Saudi.”
(muhibalmajdi/arrahmah.com)