JEDDAH (Arrahmah.com) – Arab Saudi pada Kamis (9/11/2017) mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon sesegera mungkin.
Sumber resmi di Kementerian Urusan Luar Negeri Saudi, sebagaimana dikutip oleh Saudi Press Agency (SPA), menyerukan kepada warga Saudi untuk tidak melakukan perjalanan ke Libanon.
“Karena situasi di Republik Lebanon, Kerajaan meminta warganya yang mengunjungi atau tinggal di Lebanon untuk meninggalkan negara itu sesegera mungkin, dan menyarankan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Libanon dari tujuan internasional lainnya,” kata sumber resmi tersebut, lansir Arab News.
Beberapa menit kemudian, Kementerian Luar Negeri Kuwait juga memerintahkan warga negaranya untuk segera meninggalkan Libanon, menurut sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kuwait News Agency (KUNA).
Sikap Saudi dan Kuwait ini terjadi enam hari setelah pengunduran diri Perdana Menteri Libanon Saad Al-Hariri yang secara tiba-tiba. Al-Hariri mengumumkan pengunduran dirinya dari Riyadh pada hari Sabtu.
Al-Hariri menuduh Iran dan Hizbullah Lebanon “mengendalikan negara Lebanon,”. Dia juga mengatakan bahwa dirinya merasa ada sesuatu yang direncanakan untuk menargetkan hidupnya.
Bahrain juga sudah meminta warganya pada hari Ahad untuk menghindari perjalanan ke Libanon dan menyarankan agar mereka yang sudah berada di Libanon untuk segera meninggalkan negara itu demi keselamatan mereka.
Menteri Luar Negeri Saudi Adel Al-Jubeir pada hari Kamis menuding Hizbullah telah “membajak sistem” dan menempatkan “penghalang jalan di depan Al-Hariri” di setiap kesempatan.
(ameera/arrahmah.com)