BEIJING (Arrahmah.com) – Cina dan Arab Saudi akan meningkatkan kerjasama di sektor minyak, termasuk ekspor minyak Saudi ke Cina, ungkap kedua negara dalam sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan Sabtu (18/3/2017) di akhir kunjungan Raja Salman ke Beijing.
Negara eksportir minyak terbesar di dunia itu tengah memperkuat hubungan dengan pasar minyak terbesar kedua di dunia.
Setelah kehilangan pangsa pasar ke Rusia tahun lalu, Arab Saudi telah berupaya untuk meningkatkan penjualan minyak ke Cina, dengan bekerja bersama tiga perusahaan minyak negara Cina.
“Kedua negara bersedia untuk meningkatkan kerjasama di sektor minyak, termasuk memasok minyak Saudi ke pasar Cina yang terus tumbuh,” kata keduanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor berita resmi Cina Xinhua.
Pernyataan itu melanjutkan:
“Kedua belah pihak menekankan pentingnya stabilitas di pasar minyak dunia terhadap ekonomi global. Cina mengapresiasi Arab Saudi yang menjadi pemasok minyak yang aman dan dapat diandalkan untuk pasar dunia, serta perannya dalam memastikan stabilitas pasar minyak global.”
Raja Salman menyaksikan penandatanganan penawaran bernilai $ 65 milyar pada hari pertama kunjungannya ke Beijing.
Cina dan Timur Tengah
Cina secara tradisional terlihat memainkan peran kecil dalam konflik atau diplomasi Timur Tengah, meskipun di tengah ketergantungannya pada wilayah penghasil minyak.
Tahun lalu Cina menawarkan dukungan bagi pemerintah Yaman, yang didukung oleh koalisi Teluk yang dipimpin Arab Saudi dalam perang melawan pemberontak Syiah Houtsi yang mengontrol sebagian besar Negara, meskipun menderita kemunduran serius selama konflik.
Pernyataan bersama kedua Negara juga mengatakan Cina dan Arab Saudi menekankan dukungan mereka bagi pemerintah Yaman yang sah.
Akan tetapi, di lain sisi, Cina diketahui memiliki hubungan dekat dengan negara mayoritas Syiah, Iran.
Cina juga telah terlibat dalam upaya untuk mengakhiri perang enam tahun Suriah, mereka berada di pihak diktator Bashar Asad.
Di saat Riyadh mendukung oposisi yang berjuang melawan Asad serta menolong para pengungsi Suriah, Cina dikenal mendukung Rusia dalam upaya untuk melindungi rezim Asad dengan memveto beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB yang melawan kediktatoran Suriah.
Selain itu, Cina juga dijadwalkan akan bertemu dengan Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu yang akan mengunjungi Cina pekan depan.
(banan/arrahmah.com)