(Arrahmah.com) – Amir Al-Qaeda di anak benua India atau Al-Qaeda in the Indian Subcontinent (AQIS), Syaikh Asim Umar, telah menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap enam orang penghujat Islam dan Nabi Muhammad ﷺ, termasuk Avijit Roy, seorang blogger atheis terkemuka Amerika. Roy dibunuh di Bangladesh oleh Mujahidin AQIS pada bulan Februari lalu.
Pernyataan Syaikh Asim Umar disampaikan melalui sebuah video yang diproduksi oleh media Al-Qaeda, As-Sahab, dan kemudian tersebar dengan terjemahan sejumlah bahasa.
Selain membunuh Roy, AQIS menyatakan bahwa pejuang mereka juga bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap Rajib Haider, seorang blogger anti-Islam yang dibunuh pada Februari 2013 silam; Muhammad Shakil Auj, seorang dekan Studi Islam di Universitas Karachi yang ditembak pada September 2014; Shafiul Islam, seorang profesor di Universitas Rajshahi yang tewas pada September 2014; Aniqa Naz, seorang blogger Pakistan; dan Washiqur Rahman, seorang blogger yang tewas pada bulan Maret, sebagaimana dilansir LWJ pada Ahad (3/5/2015).
Selain dengan tembakan, beberapa di antara eksekusi mati terhadap para penghina Islam itu dilakukan dengan menggunakan parang atau pisau, mirip dengan eksekusi terhadap Avijit Roy.
“Segala puji bagi Allah, pembunuhan-pembunuhan ini adalah bagian dari serangkaian operasi yang diprakarsai oleh berbagai cabang Al-Qaeda atas perintah amir kami yang terhormat Syaikh Ayman Az-Zhawahiri (semoga Allah melindunginya),” kata Syaikh Asim Umar. “Hal ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk memenuhi ikrar Syaikh Usamah [bin Ladin] (semoga Allah merahmatinya).”
Syaikh Asim Umar menghubungkan serangkaian pembunuhan ini terhadap serangan jihad lainnya, termasuk serangan di kantor berita satir Perancis yang kerap menghina Rasulullah ﷺ, Charlie Hebdo, di Paris awal tahun ini. Mujahidin “telah memberi pelajaran kepada para penista agama [Islam] di Perancis, Denmark, Pakistan dan sekarang di Bangladesh,” tegas Syaikh Asim Umar. Dan ia mengatakan operasi jihad Al-Qaeda ini merupakan bagian dari “perang yang sama, baik berjuang melawan drone [di Pakistan utara] atau melawan pena terkutuk Charlie Hebdo.”
Syaikh Asim Umar mengatakan “Akhi Bangladesh” bernama Sulaiman (alias Aashiqur Rahman) “syahid dalam serangan pesawat tak berawak di Khurasan dengan kekuatan yang sama yang menyatakan solidaritas dengan para penista [Islam] melalui partisipasi dalam long march di Paris.”
Al-Qaeda menegaskan bahwa operasi yang menargetkan para penghujat Islam adalah bagian dari jihad melawan mereka yang menghina Nabi Muhammad ﷺ.
Syaikh Nashir bin Ali Al-Ansi, seorang petinggi Al-Qaeda di Jazirah Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP), yang juga menjabat sebagai salah satu wakil manajer Al-Qaeda, menyatakan bertanggung jawab atas serangan Charlie Hebdo atas nama Al-Qaeda awal tahun ini. Penjelasan Syaikh Asim Umar senada dengan penyataan Syaikh Nashir pada saat itu.
Video AQIS juga menampilkan klip dari Syaikh Nashir yang mengatakan bahwa penembakan Charlie Hebdo direncanakan dan dilaksanakan oleh AQAP.
Dalam videonya sendiri, yang dirilis pada bulan Januari, Syaikh Nashir menyatakan bahwa serangan di Paris adalah “pembalasan untuk [penghinaan yang Charlie Hebdo lakukan terhadap] Rasulullah.” Ia juga mengatakan operasi itu dilancarkan dalam rangka melaksanakan perintah Allah untuk membela utusan-Nya , sebagaimana “perintah amir kami, Syaikh Ayman bin Muhammad Az-Zhawahiri yang bijaksana,” dan kehendak Syaikh Usamah bin Ladin (rahimahullah).
Oleh karena itu, baik Syaikh Nashir maupun Syaikh Asim telah mengatakan bahwa operasi yang diakukan tandzim mereka melawan kaum kafir itu dilakukan sesuai dengan perintah Syaikh Ayman.
Selain Syaikh Nashir, video AQIS juga manampilkan klip Syaikh Anwar Al-Awlaki, seorang ulama Al-Qaeda asal Amerika yang syahid, in syaa Allah, dalam serangan pesawat tak berawak salibis AS pada tahun 2011 silam. Syaikh Anwar berulang kali menyerukan pembalasan terhadap mereka yang melecehkan Islam. Ikhwan-ikhwan yang bertanggung jawab atas serangan di Charlie Hebdo mengatakan mereka dikirim oleh Syaikh Anwar, dan Syaikh Nashir menjelaskan bahwa Syaikh Anwar telah terlibat dalam operasi mereka.
Dalam plot sebelumnya, pemimpin senior Al-Qaeda juga merencanakan operasi untuk membunuh anggota staf yang bekerja di surat kabar Jyllands-Posten Denmark, yang menerbitkan kartun kontroversial Nabi Muhammad ﷺ.
Dan pada September 2012, beberapa cabang Al-Qaeda membantu menyerukan serangan dan perlawanan terhadap fasilitas diplomatik AS di seluruh dunia, termasuk di Benghazi, Kairo, Sanaa dan Tunis. Dalam edisi kesepuluh majalah Inspire-nya, AQAP mengatakan serangan mereka memenuhi seruan Syaikh Usamah bin Ladin (rahimahullah) untuk membela Islam yang dinistakan oleh Barat.
Sampul majalah tersebut menunjukkan sebuah bendera tawhid yang biasa digunakan Al-Qaeda berkibar di depan Kedutaan Besar AS di Tunis setelah bendera bergambar bintang dan garis-garis Amerika dirobek. Gambar itu disertai dengan kata-kata, “Kita Semua Usamah,” terkait sebuah seruan (“Obama, Obama, Kita semua Osama!”) yang terdengar di depan beberapa kedutaan besar AS.
AQIS sebelumnya mengklaim bertanggung jawab atas beberapa pembunuhan yang disebutkan dalam pernyataan Syaikh Asim Umar. Beberapa dari pembunuhan itu dilakukan sebelum pembentukan resmi AQIS, yang menyatukan unsur-unsur dari beberapa kelompok jihad yang berbeda, pada September 2014.
Pada Desember tahun lalu, juru bicara AQIS, Syaikh Usamah Mahmoud, merilis sebuah pernyataan yang menjelaskan operasi-operasi cabang Al-Qaeda tersebut. “Meskipun Al-Qaeda di anak benua India baru diumumkan tahun ini [2014],” Syaikh Usamah Mahmoud menegaskan, “kami mulai beroperasi di bawah satu dewan syura dan satu komandan hampir setahun yang lalu.”
Syaikh Usamah Mahmoud menulis bahwa dewan syura AQIS telah sepakat untuk menargetkan “kepentingan Amerika, Tentara Pakistan, Polisi Pakistan, penjahat-penjahat anti-Islam yang terlibat dalam pembunuhan ulama Islam dan memeras pedagang Muslim,” dan “kaum murtad terkemuka yang dikenal karena permusuhan mereka terhadap Islam”.
Dalam plotnya yang paling berani untuk saat ini, AQIS telah berusaha untuk menggunakan rudal kapal Pakistan untuk menyerang kapal-kapal Amerika dan India. Tim AQIS yang mencoba mengambil alih kapal itu bahkan terdiri dari mantan perwira dan perwira aktif Pakistan.
(banan/arrahmah.com)