ARLIT (Arrahmah.com) – Perancis ingin menghubungi kelompok Al-Qaeda yang menangkap liam warganya dan dua lainnya di tambang uranium di Nigeria pada minggu lalu.
“Apa yang kami inginkan adalah, pertama untuk Al-Qaeda setidaknya menaruh beberapa tuntutan di atas meja,” ujar Menteri Pertahanan Perancis Herve Morin berbicara dalam siaran stasiun radio.
Perancis tidak berlajar dari pengalaman yang lalu, militer Perancis pun dikirimkan ke Nigeria untuk menemukan warganya yang berada dalam sandera AQIM.
Menteri Luar Negeri Perancis telah mengonfirmasikan bahwa klaim Al-Qaeda Islamic Maghreb (AQIM) yang menyatakan telah menyandera lima warga Perancis adalah benar.
Pernyataan terbaru yang dikeluarkan AQIM dan disebarkan di internet pada Kamis (23/9/2010) memperingatkan Perancis agar tidak mencoba menyelamatkan warganya.
Pejabat kepolisian Perancis memperingatkan bahwa negaranya tengah menghadapi “puncak” ancaman “teror” dan kelompok bernama AQIM merupakan ancaman baru.
Ketujuh sandera ditangkap pada 16 september 2010 lalu yang tengah bekerja di pertambangan Uranium dekat Arlit, Nigeria utara.
“Untuk saat ini, perhatian utama kami adalah dapat menguhubungi Al-Qaeda untuk memilih beberapa tuntutan,” ujarnya kepada stasiun radio RTL, Perancis.
“Hari ini kami tidak memiliki permintaan apapun, satu-satunya yang kami miliki adalah teks yang dikirimkan oleh AQIM kepada Aljazeera,” tambahnya.
Dalam statemennya AQIM mengatakan akan mengungkapkan tuntutannya di kemudian hari.
Perancis mengirimkan 80 personil militer khusus untuk mencoba mencari para sandera. Mereka didukung dengan pesawat pengintai jarak jauh dan jet Mirage yang dilengkapi dengan peralatan pemantau canggih.
Menurut beberapa pengamat, AQIM melakukan ini untuk pembalasan dendam terhadap Perancis, AQIM dipimpin oleh Abdel Moussab Abdelwadoud.
(haninmazaya/arrahmah.com)