ARLIT (Arrahmah.com) – Al Qaeda wilayah Afrika Utara (AQIM) menyatakan bertanggung jawab atas penculikan lima warga Perancis di Niger dan akan mengajukan tuntutan bagi Perancis, lansir Al Jazeera pada Rabu (22/9/2010).
“Dalam mengumumkan klaim tanggung jawab atas operasi ini, kami menginformasikan kepada pemerintah Perancis bahwa mujahidin akan mengirimkan tuntutan yang sah,” kata juru bicara AQIM, Salah Abi Muhammad, melalui pesan audio yang dirilis pada hari Selasa (21/9).
“Kami juga memperingatkan pemerintah Perancis agar tidak melakukan tindakan bodoh,” tambahnya, mengacu pada sebuah operasi pesawat militer Perancis yang berpatroli di gurun-gurun di Afrika Utara pada hari Selasa (21/9) untuk melacak keberadaan Al Qaeda.
Operasi penculikan dipimpin oleh Abdelhamid Abou Zeid, mujahid asal Aljazair.
“Atas perintah amir Abou Moussab (Abdelmalek Droukdel), sekelompok mujahidin tangguh di bawah komando Syaikh Abou Zeid, berhasil menembus lokasi tambang Perancis di Arlit, Niger, Rabu pekan lalu.”
Perancis yakin bahwa para sandera masih hidup.
“Kami sedang mengkonfirmasi keaslian klaim tersebut,” kata Romain Nadal, seorang jurubicara kementerian luar negeri Perancis pada hari Rabu (22/9).
“Kita belum menerima bukti, tapi kami punya alasan kuat untuk yakin bahwa para sandera masih hidup.”
Klaim AQIM datang beberapa jam setelah juru bicara pemerintah Nigeria, Mahamane Laouali Dan Dah, mengatakan para sandera, juga termasuk warga negara Togo dan satu lagi dari Madagaskar, masih hidup.
Menurut laporan, semua sandera bekerja di tambang besar uranium di Niger utara yang dijalankan oleh Perancis, pemiliki nuklir raksasa Areva. (althaf/arrahmah.com)