BURKINA FASO (Arrahmah.com) – Al Qaeda di Maghrib Islam atau Al-Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM), cabang resmi Al-Qaeda di Afrika Utara, telah mengaku bertanggung jawab atas serangan yang dilancarkan pada Jum’at (15/1/2016) di sebuah hotel terkenal di Burkina Faso, Afrika Barat.
Serangan dimulai dengan dua bom mobil yang meledak di dekat Splendid Hotel dan satu tim serbu Mujahidin kemudian melakukan peneyerbuan setelah ledakan. Selain hotel, restoran terdekat juga dilaporkan telah ditargetkan oleh Mujahidin. Splendid Hotel adalah hotel yang terkenal disinggahi staf PBB, personil militer Perancis dan Barat, dan pihak-pihak kepentingan Barat lainnya.
Dalam pernyataan yang dirilis secara online, akun yang terkait dengan AQIM mengatakan, “Saudara-saudara Mujahidin di Katibah Al-Murabitun Al-Qaeda Maghrib Islam telah beraksi di sebuah restoran di salah satu hotel terbesar di Burkina Faso dan kini bergerilya di hotel dan terus berhadapan dengan musuh-musuh Islam.”
AQIM juga merilis foto 3 pelaku aksi serangan di Burkina Faso tersebut:
Serangan di Ouagadougou ini mirip dengan serangan AQIM dan Al-Murabitoon di ibukota Mali dari Bamako pada bulan November lalu. Serangan di Bamako menandakan reintigrasi Al-Murabitun ke dalam AQIM. Pada 4 Desember lalu, Media Al-Andalus AQIM merilis pernyataan audio dari Abdelmalek Droukdel, Amir AQIM, mengumumkan penggabungan Al-Murabitun ke dalam jajarannya. Pernyataan yang sama juga mengatakan bahwa serangan Bamako adalah serangan pertama bersama yang dilakukan oleh keduanya.
Al-Murabitun dipimpin oleh Mokhtar Belmokhtar, seorang Mujahid Afrika yang secara terbuka menyatakan kesetiaannya kepada Amir Al-Qaeda Pusat, Syaikh Aiman Az-Zhawahiri, dan mengecam kelompok “Daulah Islamiyah”, atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS.
Belmokhtar awalnya merupakan seorang komandan di AQIM. Ia dan pengikutnya telah berada di balik beberapa serangan spektakuler terhadap kepentingan-kepentingan musuh Islam di Afrika Barat selama beberapa tahun terakhir, termasuk serangan pada Januari 2013 lalu di fasilitas gas In Amenas di tenggara Aljazair, dan serangan pada Mei 2013 di Niger yang menargetkan barak militer dan uranium tambang musuh.
(banan/arrahmah.com)