YAMAN (Arrahmah.com) – Dari bumi Iman, Yaman, salah satu sosok yang berpengaruh di Al-Qaeda, Syaikh Ibrahim bin Sulaiman Al-Rubaish memberikan nasehat dalam risalahnya “nushrah li ikhwanina fi Damaj” (menolong saudara kita di Damaj). Wasiat yang berdurasi 19 menit 25 detik itu dirilis pada hari Senin 12 Desember 2011 oleh media Al-Qaeda Yaman Al-Malahim. Pesan singkat itu memiliki poin-poin yang penting dalam hal menolong kaum muslimin dan sikap kaum muslimin disaat sekarang.
Hakekat Tragedi Damaj
…..Pergerakan Houthi merupakan kuman dari kuman rafidhah yang menggerogoti ummat Islam dan terus menderita karenanya dan kami tidak akan pernah lalai dari hal itu…….
Beliau memulai wasiat beliau dengan menyingkap hakekat yang terjadi di Damaj dari pengepungan salah satu pergerakan rafidhah, Houthi, terhadap kaum muslimin Ahlussunnah terkhusus ahlul ilmi.”Sesungguhnya permusuhan antara Ahlussunnah dan Rafidhah berpangkal dari Agama dan Aqidah, maka dari itu tidak mungkin berhenti:
Semua permusuhan masih terbersit kecintaan didalamnya
Kecuali permusuhan dalam Agama
Jika mereka menampakkan kelemahlembutan itu merupakan fase planning mereka yang bersumber dari politik taqiyah mereka”.
Kemudian beliau menambahkan lagi “Pergerakan Houthi merupakan kuman dari kuman rafidhah yang menggerogoti ummat Islam dan terus menderita karenanya dan kami tidak akan pernah lalai dari hal itu. Dan sungguh ulama Ahlussunnah, dahulu dan sekarang, terus memperingatkan akan bahaya golongan ini, segala upaya pun dikerahkan untuk mewaspadai kuman yang satu ini. Sebagaimana yang telah dilakukan Mujahidin dalam menghadapi permusuhan Houthi yang terus meningkat penindasan mereka terhadap kabilah-kabilah Ahlussunnah di Sha’dah, Harf Sufyan, Jawf dan Imran” tandas salah satu sosok yang menonjol di Al-Qaeda tersebut.
Seruan Untuk Ahlussunnah
Setelah menjelaskan hakekat Houthi dan tragedi Damaj, beliau meneruskan dengan menyeru Ahlussunnah untuk menggalang kekuatan untuk menolong saudara mereka kaum muslimin di Damaj terutama para penuntut ilmu.
…..untuk mempersiapkan kekuatan semampu kita, maka haruslah mengumpuilkan senjata untuk berlatih dengannya dan melatih anak-anak kita, karenan sesungguhnya hal tersebut adalah Ibadah…….
“Dan atas tragedi yang terjadi di Damaj, maka aku menterukan kepada saudara-saudaraku dari kalangan Ahlussunnah dimanapun dan mengajak mereka untuk menolong saudara mereka dengan segala yang mereka mampu, karena sesungguhnya Allah telah berfirman: “jika mereka meminta bantuan kepadamu dalam Agama maka wajiblah bagi kalian menolong mereka”(Al-Anfaal:72),dan sesungguhnya kondisi ini termasuk yang menjadikan jihad menjadi fardhu ‘ain atas muslim yang mampu, karena menolak bahaya musuh yang menyerang negri kaum muslimin adalah termasuk kewajiban yang paling wajib” seru pria lulusan Universitas Muhammad bin Sa’ud Riyadh.
Beliau mengatakan bahwa ketidakpedulian untuk membantu mereka adalah pengkhianatan terhadap kaum muslimin yang merupakan dosa besar. Syaikh Al-Rubaish menyebutkan dalil dari Sunnah larang untuk mengkhianati kaum muslimin
المسلم أخو المسلم لا يظلمه و لا يخذله (رواه مسلم 2564)
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnhya, ia tidak boleh menzaliminya dan mengkhianatinya”(HR Muslim No 2564)
Setelah itu beliau melanjutkan seruannya untuk melakukan pelatihan militer sebagai penopang untuk upaya melakukan pertolongan dan pembelaan terhadap saudara kaum muslimin di Damaj. “Sesungguhnya yang wajib bagi kita wahai Ahlussunnah adalah untuk mempersiapkan kekuatan semampu kita, maka haruslah mengumpuilkan senjata untuk berlatih dengannya dan melatih anak-anak kita, karenan sesungguhnya hal tersebut adalah Ibadah“.
Kepada Saudaraku Pengemban Ilmu (Salafi)
…..Janglah thalabul ilmi menyibukkan kalian dari berperang melawan kuman yang keji ini (Houthi). Karena sesungguhnya perang ini adalah merupakan Jihad fadhu ‘ain yang tidak boleh ditinggalkan karena alasan menuntut ilmu…….
Dengan hati yang dipenuhi rahmat beliau mengarahkan pesan kepada para penuntut ilmu di Daarul Hadits (markaz Salafi) untuk menyikapi kejadian ini. Beliau berpesan “Untuk saudara-saudaraku dari kalangan penuntut ilmu di Damaj aku katakana, sesungguhnya Allah telah memberikan kelebihan kepada kalian dengan Ilmu Syar’I yang kalian miliki dan warisan Nabi.
Dan sungguh markaz kalian telah terkenal dengan mempelajari hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mendalami sanad-sanadnya, membedakan shahih dan dha’if. Dan sekarnglah waktunya tiba untuk mengiringi ilmu kalian dengan amal sebagai teladan terhadap apa yang kalian pelajari dari sunnah-sunnah beliau ‘alaihishsholatu wasalaam” Jelas Syaikh yang sempat menginfakkan usianya di medan Afghanistan.
Tidak sekedar begitu mengingatkan akan pentingnya beramal dengan ilmu mereka dalam hal ini, Syaikh Al-Rubaish juga mengingatkan bahwa jihad mereka adalah lebih penting dari thalabul ilmi yang selama ini mereka jalani. ” Sesungguhnya ilmu adalah senjata yang kuat pengaruhnya dalam menghadapi musuh. Tapi haruslah memiliki senjata untuk membela dan melindunginya kalau tidak maka musuh akan berani terhadapnya dan mengerubungi serta mengacak-ngacaknya serperti orang-orang yang berubut makanan dinampan. Janglah thalabul ilmi menyibukkan kalian dari berperang melawan kuman yang keji ini (Houthi). Karena sesungguhnya perang ini adalah merupakan Jihad fadhu ‘ain yang tidak boleh ditinggalkan karena alasan menuntut ilmu” tambah Pria kelahiran 1981 ini.
Demikianlah isi yang terpenting dari wasiat beliau atas musbiah yang menimpa ahlussunnah di Damaj dan wilayah-wilayah yang digrogoti oleh kuman Houthi. Semoga Allah menolong orang-orang yang tertindas dan yang membela agama-Nya. (usamah/ansar)
Source: anshoruttauhidwassunnahwaljihad.blogspot.com