YAMAN (Arrahmah.com) – Rasanya tak bosan mendengar keadilan dan kesejahteraan yang diterapkan oleh sekelompok kaum Muslimin dengan syari’at Islam di tengah-tengah negara yang menerapkan sistem kufur. Kesaksian demi kesaksian telah dilontarkan oleh mereka yang melihat dengan mata kepala sendiri. Sebelumnya, koran Aden life dan kantor berita Madad News Agency telah bertandang ke wilayah Islami itu dan menerbitkan kesaksian mereka atas apa yang mereka lihat dan rasakan dan kesaksian para penduduknya atas apa yang mereka lihat dan rasakan dibahwa pemerintahan sekelompok kaum Muslimin dengan menegakkan syari’at Allah yang tertera dalam Al-Quran dan As-Sunnah.
Berikut ini adalah kesaksian lain dari wartawan koran Al-Sharq – koran berbahasa arab – yang berkunjung ke Imarah Islam Waqar atau kota Jaar, dimana ia melihat dan merasakan keamanan dan kebaikan Mujahidin Al-Qaeda di semenanjung Arab (AQAP) atau juga disebut Ansar Al-Shariah, juga mendengar langsung kesaksian penduduk setempat bahwa kehidupan mereka menjadi lebih baik daripada ketika di bahwa kekuasaan rezim Yaman yang zhalim. Mungkin beberapa dari pernyataan di bawah ini, sama dengan apa yang telah diberitakan Aden life dan Madad News Agency. Tetapi itu menunjukkan bahwa semua itu bukan karangan, karena kesaksian mereka sama. Berikut adalah terjemahan liputan wartawan koran Al-Sharq, Essam Al-Sufyani dengan penyesuaian bahasa arrahmah.com.
***
Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) atau juga dikenal sebagai Ansar Al-Shariah telah membuat kota Jaar, Yaman atau Imarah Islam Waqar, selain melakukan serangan atau operasi militer, kelompok Jihad ini juga memerintah urusan-urusan ummat di provinsi Abyan yang telah dikontrol sepenuhnya dari kendali atau kehadiran para pejabat pemerintah boneka yang militernya berada di pinggiran kota Zinjibar di dekat provinsi Aden atau di luar kota Lawdar.
Di kota tersebut, Amir AQAP di provinsi Abyan yang disebut Abu Hamza, ia yang masih tergolong muda memimpin Imarah Islam Waqar dengan baik. Abu Hamza terakhir kali terlihat dalam sebuah video yang di rilis Madad News Agency sedang memberikan Tausiyah kepada para tahanan tentara boneka yang ditangkap pada saat pertempuran sengit baru-baru ini di sejumlah detasemen artileri di luar Zinjibar, di ibukota provinsi Abyan yang menewaskan lebih dari 60 tentara boneka Yaman dan sekitar 70 ditangkap oleh Mujahidin.
Kata sandi untuk para pengunjung Imarah Islam Waqar (Jaar)
Saat para pengunjung memasuki kota Jaar. Di pos pemeriksaan pertama AQAP, setelah melewati pos pemeriksaan militer menuju kota Aden, para penumpang yang jumlahnya lebih dari 30 dalam sebuah bis besar yang hendak menuju ke kota Jaar diminta untuk menunjukkan kartu identitasnya dan diperiksa secara wajar dan sopan, seperti yang dilaporkan wartawan Al-Sharq.
Wartawan Al-Sharq yang hendak meliput ke kota Jaar harus menghubungi dahulu koordinator dari AQAP. Karena memasuki kota Jaar untuk para jurnalis dan orang-orang bukan penduduk lokal hanya dapat dikoordinasi petugas dari AQAP dan dengan izin pimpinan AQAP di Jaar. “Saya akan ke ‘orang ini’ ” – Nama Mujahid yang mengkoordinasi kunjungan tidak disebutkan.
Uniknya, untuk keamanan, di setiap pos pemeriksaan, para pengunjung diberitahu kata sandi yang hanya diketahui Mujahidin untuk melewati pos pemeriksaan selanjutnya.
Di pos pemeriksaan pertama, seoarang Mujahid yang menutupi wajahnya bertugas untuk menyambut para pengunjung.
Mujahid itu menyambut dengan hangat wartawan Al-Sharq yang turun sebentar dan mengizinkannya untuk kembali ke bis, dan berkata kepadanya “Di pos pemeriksaan kedua, Tanya lah tentang Abu Muhammad,” yang merupakan kata sandi untuk tiba di Imarah Islam tersebut.
Ketika wartawan Al-Sharq bertanya tentang Abu Muhammad di pos pemeriksaan kedua, ia langsung diberi izin untuk melewati pos oleh seorang Mujahid yang bertugas di pos kedua itu. Menurut kesaksian wartawan Al-Sharq, bahwa kebanyakan petugas AQAP adalah para pemuda.
Di Jaar, wartawan Al-Sharq disambut dengan hangat oleh tiga Mujahidin AQAP yang mengendarai sebuah mobil modern ber-AC, menawarkan kepada wartawan itu coklat dan jus kemudian Mujahidin menyambutnya dengan sambutan yang mewah, seperti sebuah pesta. Wartawan Al-Sharq menyaksikan bahwa Mujahidin AQAP bersikap lemah lembut, murah hati dan berani.
“Dan kalian dapat melihat para anggota organisasi itu (AQAP) bersikap dengan lemah lembut, murah hati, dan mengkoordinasi tanpa takut dari serangan,” katanya.
Teknologi Modern
Di sisi lain, jaringan komunikasi yang digunakan AQAP di Jaar sangat canggih dan mirip dengan layanan keamanan internasional yang bertugas melaksanakan operasinya.
Seperti salah seorang yang bertanggungjawab menyambut wartawan Al-Sharq di Jaar, yang membawa sebuah alat komunikasi headset yang dipasang ditelinganya sepanjang waktu hingga makan siang, yang menghubungkan para Mujahidin yang bertugas dalam layanan keamanan untuk mendengarkan kontak dari beberapa arah. “ia mendengarkan kontak (dengan headset) dari beberapa arah tanpa berbicara,” kata wartawan itu.
Wartawan Al-Sharq mengira orang yang menyambutnya adalah dari media, namun heran karena ia membawa senjata.
Ketika wartawan Al-Sharq bertanya kepada Mujahid yang bertugas menyambutnya itu, “Anda dari media? Mengapa anda membawa sebuah senjata?” salah seorang Mujahid lain, Abu Ali yang berusia dibawah 30 tahun, dari tiga Mujahidin yang bertugas menyambutnya menjawab bahwa setiap anggota AQAP dilatih untuk menggunakan semua jenis senjata dan teknologi modern dan mempelajari pertolongan pertama (P3K) untuk merawat jika ada yang terluka, hal-hal tersebut adalah termasuk keterampilan dasar setiap anggota AQAP.
Mengelola urusan ummat
Kota Jaar adalah ibukota distrik terbesar di provinsi Abyan yang terletak di utara ibukota provinsi Zinjibar, 21 kilometer dari Zinjibar. Jaar yang berarti hiena atau serigala, kemudian AQAP menggantinya dengan nama Waqar.
Di Imarah Islam Waqar, AQAP memberikan pelayanan gratis kepada ummat. AQAP telah menghapuskan layanan berbayar seperti listrik, air dan juga pajak dan royalti yang dikenakan pada jenis usaha, yang dahulunya ditetapkan berbayar oleh rezim Yaman.
Wartawan Al-Sharq bertemu dengan para pemilik toko dan pedagang kaki lima. Saat menemui mereka, ia tidak bersama Mujahidin AQAP dan tidak diketahui oleh Mujahidin AQAP – Sehingga jika kesaksian para penduduk Jaar tentang AQAP dikatakan di bawah tekanan Mujahidin AQAP adalah tidak benar. Para pengusaha toko dan pedagang kaki lima mengatakan bahwa biasanya mereka harus membayar para petugas keamanaan pada saat masih di bawah tekanan rezim Yaman yang kejam, kemudian setelah AQAP menguasai kota tersebut dan menerapkan Syari’at Islam, pembayaran tersebut dihapuskan dan para pncuri dari kota Nassir Al-Ibbi tidak pernah kembali.
Salah satu pemuda di Jaar yang memiliki toko kelontong dan gas mengatakan bahwa sebelum AQAP memasuki Jaar, dia menjadi target para pencuri setiap saat, tetapi setelah AQAP memasuki Jaar, para pencuri menghilang. Pedagang lainnya menambahkan bahwa alasan hilangnya para pencuri dari kota yang dianggap kota paling tidak aman di Abyan dikarenakan Mujahidin AQAP menerapkan hukuman Qisas terhadap siapa saja yang melakukan tindakan pencurian akan dipotong tangannya, sehingga para pencuri ketakutan dan pergi dari kota itu. Penduduk setempat bersaksi bahwa kota Jaar sekarang lebih baik dari kekuasaaan rezim jahat Ali Abdullah Saleh, karena syari’at Islam diterapkan oleh AQAP.
Kemanan, Pendidikan dan Kesehatan
AQAP mengelola pengadilan di Jaar berdasarkan Syari’at Islam. Menyelesaikan kasus-kasus ummat yang belum terselesaikan selama bertahun-tahun.
Dalam masalah keamanan, AQAP tidak membutuhkan sebuah layanan polisi karena seluruh anggota Mujahidin bersama-sama berkerja dalam satu jaringan dan melakukan tindakan keamanan bersama-sama. Semua Mujahidin bekerja, termasuk Amir AQAP sendiri. Meskipun ada pembagian tugas, mereka tetap professional dalam tugas masing-masing namun tetap berjama’ah dalam mengelola urusan ummat dan menjaga keamanan.
Dalam hal pendidikan, kurikulum yang bertentangan dengan syari’at Islam telah diganti oleh AQAP. Kini para siswa di sekolah-sekolah telah belajar dengan kurikulim yang sesuai dengan Syari’at Islam.
Terkait Aspek kesehatan, satu-satunya rumah sakit di kota tersebut telah hancur dalam pemboman melalui udara oleh Amerika dan tidak ada lagi yang dapat digunakan. Penduduk setempat mengatakan kepada Al-Sharq bahwa telah ada layanan kesehatan yang didirikan AQAP.
Pertama kali setelah pemboman itu, AQAP membangun sebuah jaringan listrik internal baru karena yang lama telah hancur akibat pemboman. Selain itu, Mujahidin AQAP juga menggali saluran untuk pembuangan air limbah ke luar kota. Menurut wartawan Al-Sharq Hal tersebut menunjukkan bahwa AQAP mengelola sebuah negara, bukan sekedar sebuah sayap militer. Karena keberhasilan AQAP telah menutupi kegagalan kinerja pemerintahan rezim Yaman.
Pemerintahan yang merakyat
Salah satu Mujahid AQAP mengatakan bahwa AQAP atau Ansar Al-Shariah adalah sebuah organisasi yang merakyat. Dimana model pemerintahan dari AQAP untuk kota-kota lainnya terkhusus di Jaar adalah sebuah model pemerintahan yang merakyat dan telah memperbaiki kehidupan penduduk di Jaar.
Selain itu, meski sibuk dengan urusan ummat dan bersiap siaga dari serangan musuh. Para Mujahidin muda AQAP tak melupakan urusan pribadi mereka. Telah ada pernikahan massal yang dilaksanakan para Mujahidin muda AQAP dengan para Muslimah di kota Jaar, dan mereka mampu menafkahi istri-istri mereka dengan layak.
***
(siraaj/arrahmah.com)