YAMAN (Arrahmah.com) – Sebuah akun Twitter yang terkait dengan Mujahidin Al-Qaeda di Jazirah Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP) menyatakan bertanggung jawab atas pemboman terhadap Kedubes AS di ibukota Yaman, Sana’a, pada Kamis (27/11/2014) malam, bertepatan dengan tradisi Thanksgiving. AQAP melancarkan serangan tersebut menggunakan dua alat peledak rakitan atau improvised explosive devices (IED), lapor LWJ.
Terakhir kali AQAP menyatakan bertanggung jawab atas serangan yang langsung menargetkan Kedubes AS di Sana’a ialah pada akhir September lalu, di mana mujahidin meluncurkan roket yang dilaporkan jatuh sekitar 100 meter dari kedutaan itu.
Dalam pernyataan mengenai serangan kedutaan terbaru ini, AQAP menyatakan bahwa mujahidin berhasil menanam dua IED di gerbang utara Kedutaan Besar AS di Sana’a. Pernyataan itu mencatat bahwa salah satu bahan peledak tersebut berisi pecahan peluru. Menurut AQAP, bahan peledak mereka diledakkan pukul 19:51 pada Kamis (27/11) dan mengakibatkan sejumlah jajaran penjaga keamanan boneka kedutaan mengalami cedera.
Sebelum adanya pernyataan ini, laporan media-media Arab dan sumber keamanan Yaman mengklaim bahwa para “penyerang” yang “diyakini berasal dari Al-Qaeda” mengendarai sepeda motor dan menembaki penjaga keamanan kedutaan. Laporan tersebut juga mengklaim bahwa dua orang tewas dalam dalam insiden itu, termasuk salah satu “penyerang”.
Pernyataan AQAP mengetahui adanya perbedaan penyampaian berita ini dan membantah klaim laporan media-media itu. “Koresponden kami membantah kebenaran masalah ini,” demikian bunyi pernyataan AQAP, “menegaskan bahwa serangan itu dilakukan dengan meledakkan dua IED jarak jauh dan tidak dengan menggunakan senjata api, seperti yang dinyatakan oleh media.”
Serangan terbaru ini dilancarkan hanya beberapa minggu setelah AQAP mengaku telah menargetkan Duta Besar AS untuk Yaman, Matthew H. Tueller. Pada tanggal 8 November lalu, AQAP menyatakan bahwa dua IED ditanam oleh para mujahid di depan kediaman presiden Yaman di Sana’a yang dimaksudkan untuk diledakkan saat Tueller meninggalkan pertemuan di dalam rumah itu.
Tueller bertemu dengan Presiden Hadi pada 8 November di rumahnya di Sana’a selama lebih dari satu jam, dan pernyataan AQAP menyatakan bahwa bahan peledak tersebut ditemukan hanya beberapa menit sebelum duta besar itu keluar dari rumah presiden Yaman.
Bulan ini, AQAP mengaku telah menanam bahan peledak di depan tempat tinggal presiden dan mantan presiden Yaman, berusaha untuk menewaskan duta besar AS, dan mencoba untuk menyerang Kedutaan Besar AS. Sementara itu AQAP juga terus melancarkan operasi hampir setiap hari terhadap posisi militer boneka Yaman, khususnya di provinsi-provinsi selatan dan timur, serta menargetkan kemajuan pemberontak Syiah Hautsi di Yaman tengah.
(banan/arrahmah.com)