ABYAN (Arrahmah.com) – Al Qaeda Semenanjung Arab (aQAP) memastikan bahwa tidak akan meninggalkan tahanan yang tertindas dalam penjara Politik dan Keamanan Nasional yang telah menderita kepahitan selama bertahun-tahun tanpa pengadian atau kesalahan yang jelas.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh pimpinan organisasi yang dirilis oleh Al Fajr Media Center menyatakan : “Kami mengatakan kepada saudara-saudara kami para tawanan di penjara Sana’a bahwa kami tidak akan berhenti berusaha untuk membebaskan Anda dari penangkaran dan menafkahkan orang-orang yang mereka sayangi, karena perhatian kalian adalah perhatian kami, jadi kami akan memiliki kabar baik yang datang dari Allah segera.”
Mujahidin menambahkan bahwa mereka memperlakukan tahanan yang berada di tangan mereka dengan cara yang baik karena ini adalah kewajiban agama dan etika para Mujahid yang mematuhi semua kondisi.
Pernyataan juga ditujukan kepada tentara rezim Sana’a yang mengatakan : “Kami menyatakan kepada kalian berulang kali bahwa pertempuran kita awalnya adalah dengan Amerika dan tentara salib jadi jangan menjadi alat di tangan mereka untuk melawan Islam dan kaum Muslimin dan kehormatan Muslim dan jangan membuat hasil usahamu tanggul sebelum pelaksanaan Syariah, wahai tentara dan pejabat dalam pemerintahan ini yang melemparkan kalian ke dalam perang yang kalah untuk memenuhi keinginan Amerika dan duta besarnya di Sana’a, mereka tidak akan pernah memberikan perhatian kepada Anda dan akan terus berurusan dengan Anda sebagai alat yang murah, dan isu 73 tahanan adalah bukti terbesar pada itu, Anda adalah korban kebijakan Amerika dan terus didorong untuk masuk ke dalam perang proxy untuk Zionis-Salibis, sehingga jangan gadaikan agama untuk keuntungan duniawi yang murah.”
Mereka menyatakan bahwa melepaskan tentara (73 tentara yang berada di tangan mujahidin-red) berasal dari perintah mulia Amir Mujahidin di Semenanjung Arab, Syeikh Abu Bassir Nasir Al-Wuhayshi sebagai respon untuk perantaraan beberapa ulama yang datang ke Imarah Waqar di wilayah Abyan-semoga Allah memuliakannya dengan syariah-dipimpin oleh Syeikh Awad Ba’Najar, salah seorang ulama terkemuka di Yaman dan aktivis hak asasi manusia serta sejumlah besar dari keluarga tawanan dan para tetua suku. Para tawanan menyatakan pertobatan mereka dari dukungan mereka terhadap musuh-musuh Syariah sebagai kehormatan untuk delegasi dan untuk membuktikan kebaikan Mujahidin meskipun ketidakpedulian dan kelalaian rezim Sana’a tentang mereka.
Di akhir pernyataan, AQAP menngatakan kepada para ulama : “Kami mengulangi seruan kami kepada Anda untuk mengunjungi daerah kami untuk menghubungi, berdialog dan memberikan saran baik bagi tanah dan rakyat, kami sedih jika Anda tidak menjawab
panggilan khusus kami yang dikeluarkan kepada Anda untuk datang ke Waqar mengenai para tawanan kecuali Syeikh Awad Ba’Najar, semoga Allah melindungi dia dan yang datang dengannya, dan kami meminta kepada Anda tentang kewajiban Anda dalam membimbing ummat dan memberikan nasihat dan mencari perubahan untuk mendukung syariah Islam.” (haninmazaya/arrahmah.com)