ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Hingga hari ke 4163, Dr. Aafia Siddiqui belum juga dibebaskan, sebagaimana dinyatakan oleh Aafia Movement, pada situs resminya pada Jum’at (22/8/2014). Seiring dengan itu, api semangat ummat yang terinspirasi Aafia pun semakin berkobar.
Seperti yang ditunjukkan oleh masyarakat Pakistan, maupun kaum Muslimin sedunia, mereka terus menyerukan pembebasannya, sekaligus mengajak ummat Islam untuk bersatu melawan tirani kuffar.
Pada Selasa (19/8), rakyat Pakistan turun ke jalan untuk menuntut pemulangan Aafia Siddiqui di Islamabad yang diselenggarakan oleh PTI. Mereka berharap agar pemrintah Pakistan tidak terus berbohong akan memulangkan Aafia, Putri Bangsa Pakistan.
ISIS, tukar Aafia dengan Sotloff
Sementara itu, New York Times melaporkan pada Rabu (20/8), bahwa ISIS juga menuntut pembebasan Aafia sebagai alat untuk membangun dukungan bagi “Khilafah Al-Baghdadi” dari Muslimin Pakistan dan Afghanistan.Subhanallah, sontak spekulan di media sosial mempertanyakan ketulusan ISIS dengan mengatakan, “apakah Aafia kini bergulir menjadi komoditas pertukaran dengan seorang jurnalis Amerika tersandera yang bernama Steven Sotloff?”
“Sebuah permintaan pembebasannya akan menunjukkan ISIS memiliki kontingen veteran Taliban dari Afghanistan dan Pakistan di dalam kubunya,” kata seorang pakar terorisme kepada Telegraph, Kamis (21/8).
Tuntutan ISIS untuk pembebasannya sangatlah taktis dan strategis, kata Semple. “Salah satu penjelasannya adalah bahwa orang-orang dari barisan Afghanistan–Pakistan pasti telah dipindahkan ke Irak dan Suriah dan menyebabkan dukungan [ISIS kepada] mereka.”
Secara strategis, “niat baik” ISIS tersebut diklain dapat menyelamatkan seorang wanita yang sedang dalam kesulitan. ISIS berusaha memanfaatkan situasi ini untuk memobilisasi orang-orang untuk mengecam [apa yang mereka lihat sebagai] penindasan bangsa Muslim oleh tangan Barat,” jelasnya.
Di lain pihak, para pengguna media sosial pun mengkritisi Telegraph pada Kamis (21/8), akibat telah menggambarkan Aafia sang Mujahidah Cendekia sebagai “seorang ilmuwan perempuan yang dipenjara karena percobaan pembunuhan.”
Hingga berita ini diturunkan, belum ada rilis resmi dari keluarga Dr. Aafia Shiddiqui yang meanggapi niat ISIS mengembalikan sang Mujahidah. Wallahu’alam bishowab.
(adibahasan/arrahmah.com)