BELGIA (Arrahmah.com) – Menurut surat kabar Maroko, Le Soir, 9 warga Eropa asal Maroko, 6 Belgia, 3 Belanda ditangkap dalam sebuah serangan malam hari oleh polisi Belgia pada Selasa (23/11/10) lalu.
Polisi Kristen menuduh mereka dari sebuah “kecurigaan” semata, bahwa mereka telah diduga “merekrut” beberapa “calon jihadi” untuk Imarah Kaukakus, mengumpulkan uang untuk jihad di Kaukaukus dan diduga ingin meledakkan sesuatu di Belgia, namun polisi tidak mampu menjelaskan apa yang seharusnya diketahui publik terkait penangkapan.
Seperti yang dilaporkan oleh surat kabar Maroko, penjelasan Andre Vandoren, direktur sebuah struktur hukum pemerintah Belgia, “Agen Koordinasi untuk Analisis Ancaman”, berbicara dalam salurah kedua TV Belgia, VRT, dalam pergram Terzake sehubungan dengan perang yang disebabkan oleh Belgia terhadap Islam, sebenarnya dipaksa untuk mengakui bahwa Muslim tidak bersalah atas kejahatan yang dibebankan kepada mereka, bahwa polisi sebenarnya belum memiliki bukti sekecil apapun untuk mendukung fantasi mereka, namun demikian, Muslim tetap akan dipenjara karena mereka adalah Muslim.
Dia mengatakan : “Kami akan menunggu hasil investigasi, sebelum mengatakan bahwa polisi bertindak prematur. Aku tidak ingin kalian memiliki perasaan bahwa polisi bertindak terburu-buru.”
Sementara itu, kaum Muslim tetap berada di penjara dan tidak ada yang tahu untuk apa, menunggu hasil “penyelidikan” polisi.
Banyak warga Eropa yang marah dengan penganiayaan terhadap Muslim.
Seorang pembaca sebuah majalah Perancis, Le Point (ia bukan seorang Chechnya dan bukan Muslim-reD), menunjukkan bahwa Mujahidin Kaukakus adalah prajurit anti-teror yang gagah berani yang berusaha melawan teroris Rusia.
“Rusia pertama-tama harus mencari alasan untuk terorisme. Pembersihan etnis di Chechnya oleh tentara Rusia adalah penyebabnya. Dan “teroris” ini adalah kenyataan bahwa pejuang Chechnya berjuang dengan cara mereka sendiri untuk melawan agresi Rusia!”
Perlu dicatat bahwa pengamat independen memiliki kesan bahwa polisi Belgia bertindak dalam hal ini di bawah instruksi jaringan teroris Rusia, FSB, yang berada di balik serangan-serangan teroris di dunia, seperti teror nuklir melawan Inggris ketika penjahat Putin meracuni Litvinenko dengan polonium 210 di London yang mengakibatkan lebih dari 1.000 warga sipil Inggris terkontaminasi dengan radiasi atau serangan teror baru-baru ini terhadap pesawat presiden Polandia, Kaczynski dan jenderal NATO di Smolensk.
Terlepas dari kenyataan bahwa polisi rahasia Belgia menyembunyikan bahwa tidakan mereka di bawah petunjuk langsung dari FSB Rusia, jejak Moskow terlihat jelas dalam penganiayaan Muslim di Belgia.
Kami contohkan. Tidak ada tempat di dunia, kecuali Rusia, yang menganggap Imarah Kaukakus sebagai “organisasi teroris”. Namun jaksa Belgia menyebut dalam media negara Islam tersebut sama persis seperti yang Rusia sebut.
Siapa saja yang akrab dengan situasi di Kaukakus dapat membuat kesimpulan jelas : negara teroris berdarah Rusia terlihat jelas di balik penganiayaan oleh polisi Belgia dari pendukung Imarah Kaukakus.
Imarah Kaukakus tidak “ditunjuk” oleh Departemen Luar Negeri AS. Oleh karena itu, sebagai negara Demokrasi, polisi Belgia seharusnya menunjuk pada data dari “anti-teror” utama di dunia, dan itu adalah Amerika serikat.
Contoh lainnya dari jejak Moskow dalam penangkapan Muslim di Belgia adalah bahwa polisi Belgia dan instruktur teroris mereka dari FSB tidak bisa menemukan sasaran apapun bagi para pendukung Imarah Kaukakus di Belgia.
Mereka mencoba nama basis NATO, namun langsung menjatuhkan ide bodoh tersebut. Rusia menganggap NATO sebagai musuh utama. Untuk Imarah Kaukakus Rusia bukan apa-apa selain musuh teroris paling berdarah. Tidak ada orang waras yang akan berpikir ingin, menginginkan atau menyarankan menyerang markas musuh dari musuhnya sendiri.
Muslim Kaukakus telah berperang melawan penjajah Rusia di wilayah mereka sendiri selama lebih dari 400 tahun dapat dibenarkan. Namun target Rusia di Belgia bukan sekedar ada. Itulah sebabnya kenapa polisi Belgia dan instruktur mereka dari jaringan FSB tidak dapat menemukan apapun yang masuk akal mengenai kebohongan tentang target ini. (haninmazaya/arrahmah.com)