ASTANA (Arrahmah.com) – Departemen Pertahanan Kazakhstan membuat pernyataan pada perjanjian antara Kazakhstan dan NATO untuk partisipasinya dalam perang melawan Afghanistan.
Pernyataan dari Menteri Pertahanan Kazakh mengatakan bahwa perjanjian antara Kazakh dan NATO tidak menyiratkan partisipasi angkatan bersenjata Kazakh dalam operasi tempur di Afghanistan.
“Tujuan dari perjanjian ini adalah untuk menetapkan kerangka hukum bagi partisipasi militer Kazakh di basis NATO di Afghanistan. Sebagai bagian dari dokumen, diputuskan untuk mengirimkan empat pejabat militer Kazakh untuk tentara keamanan internasional di Afghanistan pada posisi staf, yang berarti bukan berpartisipasi dalam pertempuran,” ujar pernyataannya dalam press rilis yang disebarkan pada Rabu (25/5/2011).
Departemen Pertahanan mengatakan bahwa petugas beraktivitas dalam mengkoordinasikan kegiatan, analisis informasi, petugas, logistik petugas untuk kesehatan masyarakat dan epidemiologi yang akan dikirim ke Afghanistan.
“Dengan demikian, pengiriman perwira militer Kazakh ke markas besr NATO akan memberikan kontribusi untuk membantu pihak berwenang Afghan dalam mengatasi situasi negara mereka,” tekannya dalam pernyataan tersebut.
Perlu diingat bahwa Menteri Pertahanan Kazakh telah membuat pernyataan ini setelah Imarah Islam Afghanistan (IIA) memberikan pesan untuk rakyat Kazakh dan setelah dua ledakan terjadi di Kazakhstan selama seminggu terakhir, otoritas mengumumkan bahwa ledakan “tidak berhubungan dengan terorisme”.
Pesan IIA menyatakan bahwa “Kazakhstan berdiri untuk kepentingan Amerika tanpa memperhatikan aspirasi rakyat dan kepentingan negara”.
Perlu diingat juga bahwa pada minggu lalu, media Barat melaporkan bahwa Kazakhstan akan menjadi negara Asia Tengah pertama, bekas Uni Soviet yang akan mengirimkan pasukannya untuk bergabung dengan agresor yang dipimpin NATO untuk berpartisipasi dalam perang melawan kaum Muslim Afghan. (haninmazaya/arrahmah.com)