JAKARTA (Arrahmah.id) – Indofood, perusahaan induk pembuat mie instan Indomie, mengeluarkan sebuah pernyataan pada Jumat (28/4/2023) yang membela keamanan produk mereka setelah adanya laporan mengenai adanya kandungan zat karsinogen.
“Kami ingin menegaskan bahwa sesuai dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh BPOM RI, mie instan Indomie kami aman untuk dikonsumsi,” ujar Taufik Wiraatmadja, Direktur Indofood (ICBP) dalam pernyataan tersebut, seperti dilansir Reuters.
“Seluruh mi instan yang diproduksi oleh ICBP di Indonesia diproses sesuai dengan standar keamanan pangan dari Codex Standard for Instant Noodles dan standar yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (“BPOM RI”).”
“Mi instan kami telah mendapatkan Sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI), dan diproduksi di fasilitas produksi yang tersertifikasi sesuai dengan standar internasional,” lanjut pernyataan tersebut.
Indofood menegaskan kembali standar keamanan yang mereka terapkan setelah Malaysia dan Taiwan menarik kembali mie instan rasa ayam karena adanya kekhawatiran akan kandungan etilen oksida yang dapat menyebabkan kanker.
Etilen oksida adalah gas beracun, tidak berwarna, dan tidak berbau yang digunakan untuk mensterilkan peralatan medis dan rempah-rempah. Hal ini dapat berperan dalam penularan kanker.
Departemen kesehatan kota Taipei menarik produk tersebut pada Senin, sementara pihak berwenang Malaysia pada Rabu memerintahkan pemeriksaan di semua titik masuk dan memerintahkan penarikan kembali, demikian Reuters melaporkan.
Sebagai salah satu produsen mie instan terbesar di dunia, Indofood mengekspor ke lebih dari 90 negara, termasuk ke Arab Saudi dan Timur Tengah.
Laporan ini juga menambahkan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan bahwa produk yang tersedia di Indonesia aman untuk dikonsumsi karena telah memenuhi standar-standar keamanan.
Merek mi instan yang terkenal di dunia ini diluncurkan pada 1972 dengan rasa ayam, yang kemudian memperluas penawarannya dengan menambahkan rasa ‘mi goreng’ yang paling laris.
Kemudahan dalam pembuatan, harga yang terjangkau, dan variasi rasa yang beragam membuatnya menjadi makanan ringan yang populer di Indonesia dan di seluruh dunia. (haninmazaya/arrahmah.id)