ALEPPO (Arrahmah.com) – Mengutip beberapa laporan bulanan pelanggaran HAM Assad periode September oleh Syrian Institute for Justice (SIJ) dan Syrian Network for Human Rights (SNHR) pada halaman Facebook SIMMSS, Jum’at (3/10/2014), dipaparkan data statistik persenjataan mematikan militer Nushairiyyah keji beserta target operasi mereka. Sementara jumlah korban yang harus didata kini sudah tak terhitung lagi. Robbana.
Berikut kutipan beragam senjata yang digunakan rezim Assad untuk membunuh Muslim Suriah di Aleppo selama September 2014 serta area yang menjadi target dan jumlah korban :
PERSENJATAAN
Jenis Senjata | Jumlaha. Bom Barel | 218
b. Misil Jet AU | 220
c. SMR (Misil Jarak Dekat) | 10
d. Bom Cluster | 16
e. SLR (Misil Jarak Jauh) | tak terhitungw
Bisa diperhatikan jumlah senjata yang digunakan rezim Nushairiyyah dalam 1 bulan di Aleppo totalnya mencapai 464 senjata yang memiliki ragam berbeda. Bayangkan! Itu hanya di Aleppo saja, bagaimana dengan provinsi lainnya?
Area target dan korban sipil
Area yang menjadi target mayoritas adalah pemukiman penduduk sipil (mayoritas Muslim). Berdasarkan berkas laporan tertulis JIS, maka SIMMSS menyatakan bahwa, sejumlah 229 pemukiman warga luluh lantak akibat serangan rezim nushairiyyah. Sementara 4 rumah sakit, 3 sekolah dan 8 masjid serta tempat lainnya hancur total.
Adapun yang menjadi korban di Aleppo selama September 2014 kebanyakan adalah Muslimah dan anak-anak, ditambah para petugas medis dan relawan kemanusiaan ikut menjadi korban serangan.
Terkait tugas pendataan jumlah korban yang dibunuh rezim Assad, salah seorang admin SNHR mengatakan,
“Menghitung jumlah korban adalah hal yang sangat mengerikan bagiku, tapi jika tidak demikian bagaimana dunia tahu yang sebenarnya mengenai apa yang sedang terjadi di Suriah.”
Penyiksaan tahanan, korban rezim Assad dan dampak psikologisnya
Kita tak akan dapat membayangkan apa kiranya tragedi pembantaian seorang Fir’aun modern Assad jia seorang relawan tidak mengabarkannya melalui posting beliau. Kepada SIMMSS, dari Damaskus, pada Kamis (2/10/2014) digambarkan bagaimana penjara dan penyiksaan yang dialami rakyat Suriah.
Seperti inilah “penjara rahasia” yang digunakan militer rezim Nushairiyyah untuk menyiksa para warga sipil yang ditawan oleh rezim. Biasanya penangkapan dilakukan secara mendadak, baik sedang berkumpul di rumah atau sedang terlelap tidur.
Tawanan yang ditangkap tidak tebang pilih, siapa saja yang kedapatan dalam operasi penyebuan akan digelandang oleh militer dalam keadaan diikat tangannya. Dalam penjara ini segala jenis penyiksaan pernah terjadi, bahkan pemerkosaan terhadap wanita muslimah Suriah pun terjadi disini.
Beginilah keadaan Suriah, bagi yang pertama kali mendengar akan terdengar mustahil ada pemerintah yang berlaku demikian terhadap warganya hingga sedemikian kejinya. Tapi faktanya, inilah yang terjadi. Sekumpulan fakta yang disembunyikan media mainstream demi menjaga elektabilitas presiden bashar al Assad yang sejatinya adalah pembunuh massal di Suriah.
Sementara dari laporan kamp pengungsian Arsal, Libanon pada Kamis (2/10/2014), didokumentasikan hampir 41% pengungsi anak-anak Suriah mengalami gejala traumatik disertai gangguan psikologis. Sejak Shelter Arsal di Libanon dibumihanguskan oleh militer Libanon dan milisi syiah hizbu syaithon tersebut, mayoritas pengungsi mengalami intimidasi dari para supporter hizbu syaithon Libanon dengan cara mengejar-ngejar mereka dan menakut-nakuti anak-anak Suriah dengan sebilah pisau, golok dan pemukul baseball.
Namun anak-anak Suriah ini tak berhenti beriman kepada Allah. Bahkan seorang anak bernama Naura memanggil-manggil Allah saat ia terbangun dari koma setelah rezim kuffar Assad merenggut nyawa seluruh keluarganya.
Sementara, anak kecil lainnya berkisah kepada salah seorang relawan dengan sangat memilukan.
“Hai, namaku Badr, aku seorang anak Suriah yang tinggal di Suriah. Aku pergi kesekolah dan bermain bola dijalan seperti anak lainnya.
Minggu kemarin kakakku dibunuh, dia berada didalam tas didepan pintu rumah kami. Bukan, dia bukan kakakku, tapi bagian dari dirinya. Aku berharap ini hanya mimpi, aku tidak bisa melihatnya dengan jelas lagi. Kemudian aku melihat gelang di tangan yang berdarah, gelang itu bertuliskan “best”, aku mempunyai bagian lainnya yang bertuliskan “brother”. Dia memberikannya padaku ketika ulangtahunku yang kedelapan.
Aku berlari kekamarku, aku merasa seluruh dunia runtuh. Aku tidak mengerti kenapa? Mengapa mereka membunuh kakakku yang manis? Karena dia ingin kebebasan? Aku ingat dia berjanji padaku akan bertaruh untuk kebebasan, untuk masa depan kami. Itu waktu terakhir aku melihatnya hidup, tapi mengapa tubuhnya harus kembali seperti ini? Aku mendengar ibuku menangis dan air matanya tak terbendung.
2 hari kemudian, di malam itu kami mendengar gedoran pintu rumah kami. Aku mencoba untuk berani tapi aku sangat gugup, ibuku juga. Kami tidak memiliki listrik, aku tidak bisa melihat apa-apa. Aku merasakan airmata ibuku dibajuku ketika mereka menghancurkan pintu.
Aku bersembunyi, aku sangat takut. Lelaki-lelaki bersenjata, berteriak, dan menghancurkan rumah kami. Seorang dari mereka memegang senjata dan mengarahkannya kekepala ayahku, “Kebebasan kah yang kau inginkan!” katanya. “Kebebasan yang kami inginkan!”, teriak ayahku. Lalu mereka menembaknya dan tertawa.
Aku tidak bisa merasakan tubuhku, aku tidak bisa menangis, aku tidak bisa bernafas. Tidak kah kami berhak mendapatkan kebebasan kami?
Aku mencoba memahami apa yang terjadi. Tembakan senjata, tangisan, dan teriakan, bagiku terdengar seperti lahirnya kebebasan. Mengapa kami tidak bisa katakan apa yang kami inginkan? Mengapa kami tidak bisa merasa aman di negara kami sendiri?
Mimpiku dihancurkan, keluargaku dihancurkan, negaraku dihancurkan. Oleh siapa ? Oleh orang-orang yang seharusnya melindungi kami. Ini bukan hanya mimpi buruk, dimana aku hanya harus berjuang untuk bangun. Suriah sangat berdarah Akankah kalian hanya berpura-pura seolah kami tidak ada, hanya karena sekarang kita tidak saling berbicara? Kebebasan kami akan menjadi pertanyaan selamanya.”
Demikianlah di Suriah dimana menyebut asma Allaah, politik dan kebebasan adalah tindakan kriminal. Pelakunya bisa dengan mudah ditangkap, disiksa, diperkosa hingga dibunuh karena banyak Intelejen rezim nushairiyyah menyebar di setiap daerah meskipun daerah tersebut dibawah otorisasi Mujahidin.
Pembaca budiman, kepedulian tampaknya mudah diucapkan, tetapi hakikatnya susah direalisasikan. Ini karena manusia pada umumnya sangat mencintai dirinya sendiri dan sangat mementingkan diri sendiri, apalagi jika terkait dengan harta dan segala macam kesenangan dunia.
Akhirul kalam, kepedulian seorang Muslim hanya dapat direalisasikan jika seseorang memiliki kedalaman iman kepada Allah dan hari akhir. Seseorang yang sangat mengharapkan ridha Allah dan kehidupan hari akhirat akan senantiasa mudah untuk banyak memberi, berkorban, dan peduli terhadap yang lain. Begitulah yang terjadi pada diri Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam, para sahabat, dan generasi salafus shalih. | #pedulisyam #pedulisuriah
————————————————
Klik Solidarity of Indonesian Muslims for Muslim Sunni Syria untuk update berita dan kondisi terkini Suriah.
Bantuan untuk #pedulisuriah bisa disalurkan melalui :
SYARIAH MANDIRI : 7054 47 3178 | an/ ARBIE RUSWANDONO
MANDIRI : 900-00-0768263-7 | an/ ARBIE RUSWANDONO
BNI : 0303303514 | an/ ARBIE RUSWANDONO
Konfirmasi : 085753678558
(adibahasan/arrahmah.com)