NEGERI SYAM (Arrahmah.com) – Mengutip laporan berkelanjutan dari Solidarity of Indonesian Muslims for Muslim Sunni Syria (SIMSS) pada laman Facebook-nya, pada Jum’at (19/9/2014), penderitaan pengungsi dari Suriah atau di beberapa shelter semakin menjadi pasca serangkaian serangan dari tentara rezim Assad yang keji memaksa penduduk Suriah melarikan diri. Berikut liputan singkat yang dapat merangkum kondisi pekanan saudara-saudari Muslimin Suriah.
Sebagaimana dilaporkan Tim SIMSS di Arsal, kekejaman rezim Nushairiyah mengakibatkan jumlah pengungsi meningkat, hingga tenda darurat dipaksa menampung 2 sampai 3 keluarga (dalam 1 tenda), sementara sumber daya yang ada sangat tidak mencukupi.
Di lain lokasi, salah satu pemandangan yang Tim SIMSS temukan saat di Turki lebih menyedihkan lagi. Banyak keluarga pengungsi yang terpaksa harus tidur di pinggiran jalan atau emperan pertokoan karena tidak mampu membayar uang sewa untuk mengungsi sementara.
Lebih naas lagi, pada Sabtu (20/9), Komite Nasional Peduli Suriah melaporkan bahwa,
“Sejumlah 47.000 pengungsi asal Suriah tercatat telah sampai di Italia, setelah melalui laut mediterania. Dalam perjalanan para pengungsi asal Suriah dan beberapa negara lainnya mengalami musibah, dengan tenggelamnya kapal yang mereka tumpangi. Banyak yang tewas tenggelam dalam peristiwa ini, dan sebagian berhasil diselamatkan oleh Angkatan Laut Italia yang beroperasi di perairan tersebut.”
Serangan bom barel
Sebelumnya, pada Jum’at pagi (19/9), sebuah serangan bom barel menargetkan daerah al Fardous di Aleppo dan Douma, yang kembali memakan korban jiwa. Beberapa saat setelah serangan para warga berlarian, mereka yang selamat berusaha menyelamatkan yang terluka meski beresiko kembali terkena serangan.
Pemerkosaan Muslimah Suriah
Di Shelter Zaatari, Jordania, Kamis (18/9/2014), dilaporkan Tim SIMSS bahwa kejahatan pemerkosaan terhadap Muslimah Suriah terus meningkat.
Dalam sebuah reportase bersama salah seorang koresponden yang merupakan korban dari tindakan keji tersebut menuturkan:
“Kami sangat malu, jika harus menceritakan ini kepada media. Tidak hanya malu, kadang media juga secara seenaknya memelintir apa yang kami alami seolah rezim Assad tidak bersalah atas apa yang dialami para Muslimah di Suriah.
Mungkin sudah tak terhitung jumlahnya, diantara kawan dekat saya pun ada yang turut menjadi korban kebiadaban rezim Assad. Saat itu, segerombolan militer pro Assad menyerbu desa kami. Mereka menangkap siapa saja yang kedapatan ada di dalam rumah. Saya pun digiring oleh militer Assad kedalam sebuah mobil yang di dalamnya ternyata terdapat wanita yang seusia denganku. Tangan kami diborgol, begitu juga kaki kami.
Sepanjang perjalanan, kami (terdapat 5 Muslimah, termasuk 2 Muslimah bercadar) ditemani 2 penjaga dan satu lagi sebagai supir. Dalam perjalanan tersebut kami mengalami pelecehan, mereka tertawa dengan tatapan bejat. Mereka juga menyingkap hijab kami, namun apa daya sekeras apa pun kami berusaha melawan, mereka lebih beringas. Dan ada 1 teman Muslimah saya dipukul diwajahnya hingga berdarah.
Sebelum turun, kepala kami ditutupi dengan sebuah kain. Kami dipaksa berjalan mengikuti perintah mereka entah kemana. Hingga tiba penutup wajah kami dibuka. Sontak saya pun kaget, menyaksikan di dalam penjara tersebut militer pro-Assad memaksa perempuan Suriah untuk memuaskan nafsu bejat mereka, sambil dalam keadaan mabuk. Bagi yang menolak akan disiksa, bahkan kejamnya ada yang dipukuli.
Saya hanya bisa menangis, ketakutan, bingung harus melakukan apa. Saya hanya berusaha memohon ampun kepada Allah. Apa yang saya alami di dalam sana, saya tidak mampu untuk menceritakannya. Anda bisa melihat bekas luka di wajah saya.
Tidak ada yang lebih kejam, dari Fir’aun Bashar al Assad! Mereka menari-nari di atas penderitaan kami. Kami sangat malu. Namun kami sangat bersyukur, berhasil melarikan diri dari neraka tersebut.
Sampaikan kepada seluruh saudara kami dimana pun mereka berada! Kami bukanlah budak seks, Kami adalah korban kebiadaban rezim Nushairiyyah di Suriah!
Innalillahi wainna ilaihi raaji’uun. Cukup sudah. Kini sudah saatnya kita bergerak melangkah nyata mengakhiri kekejian Thoghut di Suriah. Cukuplah dengan 3 alasan berikut menggerakkan hati kita agar semakin peduli terhadap mereka.
- Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin, tidak ada lagi rasa saling percaya dan mau menanggung beban saudaranya.
- Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan kaum muslimin, tidak ada lagi keberanian dan kesungguhan membela saudaranya yang tertindas.
- Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf dan sayang kepada saudaranya.
Kepada Tim Arrahmah, SIMSS mengajak pembaca untuk sama-sama memanjatkan do’a untuk Suriah. Semoga Allahu Rahman mengampuni kita yang mungkin terlalu sibuk dengan dunia. Mari kita mohonkan kepada Allahu Ghaniy agar kita tidak lepas perhatian terhadap saudara kita di Suriah.
Menjemput barokah meringankan derita sesama
Mari kita meringankan penderitaan saudara kita asal Suriah. Dengan bantuan Komite Nasional Peduli Suriah (SIMSS Indonesia), yang memiliki banyak relawan lintas negara, alhamdulillah kita dapat beroleh informasi akurat secara berkala dan insyaa Allaah terpercaya terkait kondisi dan kebutuhan saudara-saudari kita.
Tim lintas negara beberapa diantaranya tersebar di negara berikut.
1. Shelter Zaatari, Jordania
2. Arsal, Lebanon
3. Berlin, Jerman
4. Freiburg, Jerman
5. Italia
6. Indonesia
7. Shelter Yarmouk, Damaskus
Untuk informasi dan laporan harian, Anda dapat mengunjungi halaman Facebook Solidarity of Indonesian Muslims for Muslim Sunni Syria.
Adapun bantuan untuk #pedulisuriah bisa disalurkan melalui:
SYARIAH MANDIRI : 7054 47 3178 | an/ ARBIE RUSWANDONO
MANDIRI : 900-00-0768263-7 | an/ ARBIE RUSWANDONO
BNI : 0303303514 | an/ ARBIE RUSWANDONO
Konfirmasi : 085753678558
Selamat menggapai keberkahan, raih cinta penghuni langit dengan berbagi kasih dengan saudara-saudari kita di Bumi Syam nan indah. (adibahasan/SIMSS/arrahmah.com)