LIBANON (Arrahmah.com) – Mengutip laporan berkelanjutan dari Solidarity of Indonesian Muslims for Muslim Sunni Syria (SIMSS) pada laman Facebook-nya, pada Kamis (11/9/2014), di saat dunia berbelasungkawa terhadap para korban Tragedi 9/11, di Fallujah, Iraq, para penjahat berkedok polisi dunia merenggut nyawa-nyawa tak berdosa tanpa sepengetahuan publik.
“Kami melawan teroris!” Begitulah yang diungkapkan oleh Amerika dan Iran di Iraq yang saling membantu, bekerja sama untuk memberantas eksistensi IS di Iraq yang kekuasaannya semakin meluas. Namun perlawanan melawan terorisme itu sejatinya hanyalah kedok semata. Fakta di lapangan justru memotret korban kebrutalan mereka selalunya wanita dan anak-anak.
Sementara, sebuah daerah yang diduduki oleh mayoritas kaum sunni di Anbar dibombardir oleh rezim syi’ah Iraq, di bawah perintah Nuri al Maliki. Dua bocah dalam foto di atas gugur sebagai syuhada cilik.
Mereka termasuk di antara 6 korban anak-anak yang gugur dan 19 orang lainnya (termasuk beberapa wanita) yang gugur akibat serangan udara oleh rezim Iraq yang mengenai pemukiman warga di Fallujah.
Di Libanon, sejumlah pengungsi asal Suriah ditangkap militer Libanon, tanpa kesalahan apapun pada (13/9). Padahal, para pengungsi ini bertolak ke Libanon untuk mencari perlindungan, namun mereka malah mendapatkan perlakuan yang sama. Tenda-tenda tempat mereka mengungsi dibumihanguskan. Bahkan, mereka diintimidasi oleh kaum syi’ah Libanon dan para pendukung Assad yang dibantu oleh milisi hizbu syaithon.
Pada hari yang sama (13/9), tubuh seorang bocah pengungsi asal Suriah di Libanon ditemukan dalam kondisi yang mengerikan, termutilasi. Namanya adalah Jafar al Mohsin al Zuwairi. Ia disiksa selama 10 hari oleh milisi syi’ah setelah diculik dari kedua orang tuanya di sebuah pemukiman di Libanon ketika mereka sedang berusaha mengungsi dan melarikan diri dari kejaran rezim Assad si kuffar.
Sebagaimana di Suriah. Kini Iraq dan Libanon pun mulai membara dan bersimbah darah. Informasi semacam ini tidak akan pernah kita dapatkan di media-media sekuler lokal maupun internasional. Maka bantulah mereka dengan menyebarkannya. Bukalah mata kita, bahwa ada saudara-saudara kita yang membutuhkan uluran tangan kita. Hasbunallah wani’mal wakiil. (adibahasan/arrahmah.com)