KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim menyuarakan dukungannya kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pemilu yang akan datang di Turki, sebagaimana dilansir Anadolu Agency, Rabu (20/6/2018).
Anwar, (70), dulunya adalah mantan wakil Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhamad; dia dijatuhi hukuman lima tahun penjara pada Februari 2015 dan berkunjung ke Turki atas undangan Erdogan setelah dia dibebaskan bulan lalu.
Pembebasannya telah menandai keberhasilan besar pertama dari koalisi Pakatan Harapan yang baru terpilih.
Mahathir, (92), telah berjanji untuk menyerahkan jabatannya perdana menteri kepada Anwar Ibrahim dalam satu atau dua tahun ini.
Dalam sebuah wawancara dengan Anadolu Agency, Anwar menggambarkan Erdogan sebagai pemimpin paling populer di kalangan Muslim di Malaysia dan di luar Malaysia karena sikapnya terhadap Palestina dan apa yang terjadi di Timur Tengah.
Anwar mengatakan dia mendukung Erdogan dalam pemilihan presiden dan parlemen yang akan datang di Turki.
Menurutnya, Erdogan adalah satu pemimpin yang menunjukkan keberanian melawan kekuatan di dunia.
“Sangat sedikit pemimpin dunia yang memiliki keberanian untuk maju dan berjuang untuk keadilan.”
Anwar mengenang saat presiden Turki itu mengundang istri dan putrinya ke Turki ketika dia berada di penjara.
“Setiap kali dia [Erdogan] bertemu [mantan] Perdana Menteri Najib [Razak] atau Wakil Perdana Menteri Zahid [Hamidi], dia selalu menegaskan untuk mengingatkan [mereka] untuk pembebasan saya,” ungkap Anwar.
Erdogan juga mengundang Anwar ke Turki begitu dia dibebaskan dari penjara.
Dalam sebuah acara terpisah yang diselenggarakan oleh Yayasan Penelitian Politik, Ekonomi dan Sosial (SETA) di Istanbul, Ibrahim menegaskan kembali apresiasinya kepada Erdogan sebagai seorang pemimpin, yang berbicara menentang kekejaman di dunia.
“Di Tunisia, Pakistan, India setiap kali saya berbicara, saya menyebutkan [Recep] Tayyip Erdogan, [dan mengatakan kepada mereka] ‘lihat dia sebagai satu-satunya suara keberanian di dunia Islam’,” kata Anwar.
“Anda setuju atau tidak setuju [dengan Erdogan] secara politik, ini adalah masalah yang berbeda. Tetapi dia adalah satu-satunya orang yang memiliki keberanian untuk berbicara menentang kekejaman terhadap orang-orang Palestina, bahkan orang-orang Muslim Rohingya,” imbuhnya.
Anwar menegaskan, setiap negara harus mampu membuat masa depan mereka sendiri.
“Saya tidak ingin negara saya atau saya sendiri didikte oleh agenda barat atau agenda timur, bukan oleh Cina, bukan oleh Amerika, bukan oleh Inggris,” tandasnya.
(amera/arrahmah.com)