NEW YORK (Arrahmaha.id) – Tindakan pembakaran Al Qur’an yang terjadi di beberapa negara merupakan tindakan Islamofobia yang jelas-jelas bertujuan untuk menghasut kebencian, kata Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim.
Dia mengatakan mengabaikan provokasi terang-terangan terhadap suatu agama adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab dan mengirimkan pesan berbahaya bagi kemanusiaan.
Dalam Pernyataan Kenegaraan yang disampaikan pada Sidang Umum PBB (UNGA) ke-78 di Markas Besar PBB, Anwar mengatakan Malaysia khawatir dengan munculnya “bentuk rasisme baru” yang bercirikan xenofobia, profiling negatif, dan stereotip terhadap umat Islam, lansir Malaysia Kini (22/9/2023).
“Hal ini diwujudkan dalam tren kebencian, intoleransi, dan tindakan kekerasan yang mengkhawatirkan terhadap umat Islam dan kesuciannya,” ujarnya.
Malaysia, kata dia, terkejut dengan penegasan tindakan tersebut karena pembelaan terhadap hak asasi manusia yang lemah.
Mengenakan busana Melayu berwarna biru muda lengkap dengan tenun benang emas, Perdana Menteri Malaysia tersebut mengatakan dunia perlu menerapkan nilai-nilai penerimaan, toleransi, dan saling menghormati, serta mendorong pemahaman dan kerja sama antar budaya, peradaban, dan agama.
Pada saat yang sama, Anwar mengatakan setiap orang perlu menyatukan keyakinan mereka untuk tujuan yang sama guna meningkatkan pemahaman di antara masyarakat dan memperkuat perdamaian dan keharmonisan antar bangsa.
“Ini memang hal yang sulit tapi itulah alasan kami ada di sini. Yang kita butuhkan adalah kepercayaan dan keyakinan untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik, kemauan untuk bekerja sama dalam platform konsensus dan persatuan,” ujarnya.
Setelah pertemuan bilateral di New York pada Rabu, Anwar dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam keras pembakaran Al Qur’an dan wacana populis baru-baru ini yang memicu kebencian terhadap Islam.
Dalam pernyataan bersama, kedua pemimpin juga menyatakan keprihatinan atas munculnya “bentuk rasisme baru” yang ditandai dengan xenofobia, profiling negatif, dan stereotip terhadap umat Islam. (haninmazaya/arrahmah.id)