PUTRAJAYA (Arrahmah.id) – Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim menggambarkan peristiwa pemboman sebuah rumah sakit di Jalur Gaza sebagai tindakan gila dan tidak manusiawi.
Anwar juga mengulangi kritiknya terhadap negara-negara Barat yang tutup mulut atas kekejaman yang merenggut nyawa ratusan warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak.
“Apapun dan siapapun yang dituduh (tidak ada artinya), ini adalah akibat dari serangan dan perang. Makanya kami bilang mereka (‘Israel’) harus berhenti,” ujarnya seperti dilansir Malaysia Kini (18/10/2023).
“Inilah saatnya untuk meredam keadaan. Jika terus berlanjut, yang menjadi korban adalah perempuan, anak-anak, dan pasien.”
“Ini tingkat yang gila, (mereka) kehilangan rasa kemanusiaannya,” ujarnya kepada wartawan usai menggelar simposium di Putrajaya hari ini.
Diperkirakan lebih dari 500 orang tewas dalam insiden di Gaza utara kemarin.
Otoritas kesehatan Gaza mengatakan insiden itu adalah akibat serangan udara “Israel”.
Namun militer “Israel” mengklaim ledakan di Rumah Sakit al-Ahli disebabkan oleh kegagalan peluncuran roket yang dilakukan kelompok Jihad Islam Palestina.
“Yang paling disesalkan adalah negara-negara Barat (yang bungkam). Mereka selalu bicara soal HAM. Ternyata (kemanusiaan mereka) ada kategori-kategorinya, ada yang kelas satu, ada yang kelas budak. Kami sangat keberatan dengan hal ini,” kata Anwar.
Sementara itu, Anwar juga ditanya tentang status partisipasi Malaysia dalam misi penjaga perdamaian PBB di Libanon dan apakah Malaysia memutuskan untuk memulangkan tentara nasionalnya, menyusul pertempuran antara negara tersebut dan “Israel”.
Anwar mengatakan, keputusan mempertahankan atau menarik tim akan diambil bersama dengan PBB.
“Kalau situasi keamanan bisa terjamin, kami lanjutkan. Kalau tidak, kami bawa pulang,” ujarnya.
Menurut pernyataan Pasukan Sementara PBB di Libanon (UNIFIL), terjadi bentrokan hebat di beberapa wilayah antara wilayah Libanon dan “Israel” pada 15 Oktober.
Pertempuran juga menyebabkan markas UNIFIL di Naqoura diserang roket namun tidak ada korban jiwa.
“Kami mencoba memastikan dari mana (roket diluncurkan). Pasukan penjaga perdamaian saat itu tidak berada di tempat berlindung. Untungnya tidak ada yang terluka,” ujarnya. (haninmazaya/arrahmah.id)