KUALA LUMPUR (Arrahmah.id) – Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim mendesak negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk mendesak segera dilaksanakan gencatan senjata dan mempercepat bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza, Palestina.
Anwar Ibrahim mengatakan bahwa umat Islam di seluruh dunia mengharapkan hasil nyata dan tindakan nyata dari pertemuan puncak satu hari tersebut.
“Saya menghimbau seluruh anggota OKI untuk menggunakan saluran dan jaringan diplomatik masing-masing secara strategis dalam setiap dialog di semua tingkatan baik bilateral maupun multilateral, regional maupun internasional, lansir Utusan Malaysia.
“Mari kita secara konsisten dan tegas mendesak masalah ini dalam kampanye diplomatik terpadu untuk memulai penerapan gencatan senjata dan mempercepat bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza,” ujarnya pada sesi kedelapan KTT Darurat OKI, membahas kelanjutan serangan dan kekejaman “Israel” terhadap Palestina, di Riyadh beerapa waktu lalu.
KTT darurat tersebut berlangsung di King Abdulaziz International Convention Center dan dipandu oleh Perdana Menteri Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed Salman.
Anwar juga mendesak agar semua pihak yang melanggar hukum internasional, termasuk melakukan kejahatan perang, diselidiki dan dibawa ke pengadilan melalui lembaga internasional.
Dia mengatakan Malaysia mendukung Inisiatif Perdamaian Arab dan negosiasi dengan mediator terkemuka untuk mencapai solusi dua negara dengan pengakuan negara Palestina merdeka berdasarkan perbatasan sebelum 1967 dan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Selain itu, ia juga menyerukan segera dihentikannya pemindahan paksa warga sipil di Palestina.
Anwar juga mendesak negara-negara anggota OKI untuk memerangi peningkatan Islamofobia secara global dan pada saat yang sama, melindungi hak untuk menyatakan dukungan secara damai terhadap perjuangan Palestina.
“Selama lebih dari sebulan, penduduk Gaza yang terkepung telah menjadi korban kebrutalan tidak manusiawi dan genosida yang dilakukan pasukan ‘Israel’ yang tanpa pandang bulu menargetkan pria, wanita, dan anak-anak.
“Gaza telah menjadi kuburan bagi orang-orang tak berdosa dan para martir, kebanyakan anak-anak Palestina. Tidak ada tempat tinggal, rumah sakit, atau rumah ibadah, baik Muslim maupun Kristen, yang aman dari serangan yang dilakukan ‘Israel’ tanpa pandang bulu,” ujarnya.
Dikatakannya, kelanjutan politik yang merampas hak-hak rakyat Palestina tidak dilakukan secara diam-diam, namun justru dapat disaksikan oleh seluruh dunia sebagai pelanggaran nyata terhadap hukum internasional.
“Kelas politik negara-negara barat saat ini menunjukkan kepicikan selektif dalam krisis di Palestina,” katanya.
Anwar mengatakan, telah terjadi perubahan besar dalam hal ini seperti terlihat pada demonstrasi besar-besaran di seluruh dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk di negara-negara barat, untuk mendukung Palestina.
Ironisnya, di semua ibu kota yang seharusnya memperjuangkan kebebasan berpendapat dan menjunjung tinggi hak asasi manusia sebagai sesuatu yang sakral, beberapa pihak berwenang mengecam mereka yang mendukung perjuangan Palestina dan menggambarkan mereka sebagai penyebar ujaran kebencian dan pendukung terorisme.
“Ini adalah standar ganda yang terbalik,” katanya. (haninmazaya/arrahmah.id)