SAN’A (Arrahmah.com) – Ulama “radikal” Yaman yang akhir-akhir ini ramai diberitakan mengenai kematian dirinya dalam sebuah serangan udara yang dilakukan AS di Yaman, ternyata masih hidup dan dalam keadaan baik.
Pemerintah mengatakan serangan udara AS yang dilakukan pada Kamis (24/12) di wilayah Shabwa menargetkan pertemuan para petinggi Al-Qaeda. Mereka mengklaim sedikitnya 30 “militan” tewas termasuk Anwar al-Awlaki, ulama “radikal” yang diyakini menjadi otak di balik serangan terhadap basis militer AS Fort Hood.
Pada Jumat (25/12) salah seorang teman Anwar al-Awlaki, Abu Bakr al-Awlaki mengatakan bahwa Anwar al-Awlaki tidak meninggal seperti yang diberitakan media internasional.
Abu Bakr al-Awlaki berada di wilayah Shabwa saat peristiwa terjadi dan ia segera menghubungi rekannya untuk menanyakan kabar setelah serangan dilakukan. Ia tidak memiliki hubungan darah dengan Anwar al-Awlaki, namun memiliki nama belakang yang sama karena mereka berasal dari wilayah yang sama.
Serangan udara pada Kamis lalu adalah yang kedua kalinya dalam minggu ini yang dilakukan AS atas pertolongan intelijen Saudi.
Otoritas Yaman mengklaim serangan tersebut dilakukan untuk menggagalkan rencana “teror” terbaru yang akan dilakukan oleh para “militan”. Mereka menyebarkan berita kematian puluhan mujahidin tanpa bisa memberikan bukti. Karena otoritas Yaman dan tentara AS hingga saat ini belum memasuki bangunan yang mereka serang karena sekelompok orang bersenjata lengkap menjaga bangunan tersebut. Siapa yang menjadi korban atas serangan udara AS belum jelas hingga kini.
Al-Awlaki dilahirkan di Amerika Serikat dan kembali ke Yaman pada tahun 2002. Al-Awlaki dilaporkan berhubungan melalui email dengan Mayor Nidal Malik Hasan, yang melakukan aksi di basis militer For Hood, Meksiko dan berhasil membunuh 13 orang di sana.
Salah satu pemimpin suku di Shabwa yang dikenal dengan Abu Mohammed mengatakan bahwa Anwar al-Awlaki masih hidup dan dalam keadaan baik. (haninmazaya/ansar/arrahmah.com)