JAKARTA (Arrahmah.com) – Manajemen ANTV berjanji akan mengevaluasi penayangan Film King Suleiman (Abad Kejayaan). Keputusan itu diambil setelah banyaknya protes dan kritikan terhadap film yang banyak mendistorsi sejarah Islam dan melecehkan Sultan Suleiman.
“Kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran bapak-bapak dari KMJ. Semua masukan dan saran-saran yang disampaikan akan kami perhatikan dengan baik. Kami segera membicarakannya dengan Dewan Direksi lainnya begitu mereka kembali dari berlibur,” ujar Direktur ANTV Risa Maharmila saat menerima kedatangan Korps Muballigh Jakarta (KMJ), di kantor stasiun televisi tersebut, Selasa (6/1/2015).
Apresiasi dan penghargaan atas masukan KMJ juga disampaikan Corporate Communication ANTV Nugraha Agung Prasetyo. Dia menyatakan, ANTV sama sekali tidak bermaksud melakukan pelecehan terhadap Khalifah Sulaiman melalui penayangan film tersebut. Secara internal, lanjut dia, tim ANTV juga sudah melakukan self sensor.
“Selain itu, film King Suleiman sudah lolos sensor dari Lembaga Sensor Film sehingga kami berani menayangkan. Meski demikian, kami sangat menghargai perhatian dan masukan dari para ustadz KMJ. Ini akan kami jadikan evaluasi internal,” kata Agung.
Siang itu dipimpin Ketuanya, KH Muhammad Shobari, KMJ mendatangi kantor ANTV untuk menyampaikan protes dan minta penayangan film King Suleiman (Abad Kejayaan) segera dihentikan. Protes dan desakan disampaikan karena film tersebut banyak menampilkan sisi-sisi gelap dan kebobrokan kekhilafahan Islam sekaligus menjelek-jelekkan nama besar Sultan Sulaiman.
“Sultan digambarkan sebagai sosok yang cabul, angkuh, dan jauh dari nilai-nilai Islami. Ini menyakiti ummat Islam sebagai mayoritas penduduk Indonesia. Kami juga khawatir penayangan film tersebut akan membuat penonton, khususnya ummat Islam, memiliki persepsi keliru tentang Islam dan kekhalifahan Islam,” papar Kyai Shobari.
Pada kesempatan itu Ketua Majelis Dakwah dan Tabligh KMJ Edy Mulyadi juga menyampaikan betapa seriusnya pendistorsian sejarah Islam dan pelecehan terhadap khalifah Sulaiman yang dilakukan film tersebut. Itulah sebabnya KMJ mendesak penayangannya segera dihentikan.
“Kami berharap manajemen ANTV benar-benar memperhatikan protes KMJ. Sebab, protes serupa sebetulnya sudah banyak berdatangan sebelum dari KMJ. Namun sepertinya manajemen tidak menggubris. Jika dalam tempo 7×24 jam film masih tetap ditayangkan, kami akan bawa masalah ini ke ranah hukum,” tukas Edy Mulyadi.
Sekretaris KMJ Miftah Mahfud mengingatkan, bahwa apa yang disampaikan KMJ kepada ANTV adalah bentuk kepedulian seorang sahabat kepada sahabat lainnya. Hanya sahabat sejati yang mau menunjukkan kealahan sahabatnya, kendati hal itu terasa pahit dan berat.
“Kami tidak datang dengan kebencian. Sebagai lembaga dakwah, KMJ hanya bermaksud menjaga akidah ummat dari pendangkalan dan penyimpangan sejarah Islam. Apalagi hampir tiap anggota kami selesai ceramah atau khutbah, ada saja jamaah yang mengeluhkan penayangan film King Suleiman. Sudah jadi kewajiban KMJ untuk menyampaikan hal ini kepada manajemen ANTV,” papar Miftah. (azm/*/arrahmah.com)