ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Pakistan kemungkinan akan menggunakan senjata pertahanan udara di perbatasan Afghanistan untuk mencegah serangan udara NATO di masa depan seperti yang terjadi bulan lalu yang diklaim militer Pakistan telah direncanakan dan telah menewaskan 24 perwira negaranya, seorang anggota parlemen mengatakan Jumat (9/12/2011).
Serangan udara NATO terhadap dua pos militer di perbatasan Afghanistan pada dini hari 26 November itu menambah kemarahan yang belum reda pasca serangan rahasia AS yang membunuh Syaikh Usamah bin Laden di sebuah kota garnisun Pakistan bulan Mei lalu.
Para pejabat Pakistan marah karena mereka tidak diberitahu terlebih dahulu tentang operasi terhadap al Qaeda, yang juga berasal dari Afghanistan. Mereka kesal atas pelanggaran kedaulatan negara mereka seperti yang telah mereka dapat dari serangan NATO.
Mayor Jenderal Ashfaq Nadeem, kepala operasi militer Pakistan, mengatakan kepada Kabinet dan Senat komite pertahanan hari Kamis (8/12) bahwa para pejabat percaya bahwa serangan udara ini direncanakan dan dilakukan oleh CIA, seperti yang dituturkan kepala komite pertahanan, Javed Ashraf Qazi, yang juga hadir dalam pertemuan itu.
CIA telah dibenci di Pakistan karena serangan pesawat tak berawak yang sering merenggut nyawa warga sipil tak bersalah di wilayah kesukuan Pakistan.
Nadeem mengatakan militer sedang mempertimbangkan penggelaran senjata pertahanan udara di perbatasan Afghanistan untuk mencegah serangan di masa depan.
“Kami memang tidak bisa memasang sistem ini di setiap pos, terutama yang sering menjadi target serangan ‘militan’,” kata Qazi.
Meskipun sadar betul akan resiko ini, komite pertahanan yakin militer harus mengerahkan senjata pertahanan udara ke perbatasan, kata Qazi.
Sementara itu, Kepala militer Pakistan Jenderal Ashfaq Pervez Kayani, telah menginstruksikan tentara untuk menyerang kembali terhadap setiap serangan di masa depan tanpa persetujuan terlebih dahulu dari komandan. (althaf/arrahmah.com)