TUNIS (Arrahmah.com) – Pasukan khusus Tunisia dikerahkan dalam jumlah besar untuk berjaga-jaga di depan gedung Kedutaan Besar Perancis di ibukota Tunis pada Jum’at (18/1/20013). Hal itu untuk mengantisipasi kemungkinan demonstrasi rakyat muslim Tunisia yang menentang invasi militer penjajah salibis Perancis di Mali Utara.
Pasukan Khusus Tunisia dengan senjata lengkap bersiaga penuh untuk mengamankan gedung Kedutaan Besar tuannya, penjajah salibis Perancis. Mereka memasang kawang berduri di sekitar kompleks gedung dan jalan utama yang menuju gedung. Tank dan panser militer juga dikerahkan untuk memperkuat penjagaan gedung.
Kedutaan Besar Prancis di ibukota Tunis telah meningkatkan tindakan keamanan di tengah meningkatnya kemarahan rakyat muslim Afrika Barat atas serangan militer negara Eropa di negara Mali di kawasan Afrika Barat, laporan Press TV.
Menurut Tunisia Live, Kedutaan Perancis juga menyerukan ekspatriat Perancis menjadi “sangat waspada” dan mengambil tindakan pencegahan keselamatan meningkat.
“Dalam konteks intervensi militer Perancis di Mali, warga Perancis diminta menjadi sangat waspada. Hal ini mengingatkan bahwa setiap gerakan di Sahara selatan dilarang,” kata Kedutaan Besar Perancis di sebuah komunike pada hari Kamis.
Pada Jum’at (11/1/2013), penjajah salibis Perancis melancarkan intervensi militer di Mali Utara untuk memukul mujahidin Anshar Ad-Din yang menerapkan syariat Islam di duua pertiga wilayah Mali.
Empat hari kemudian, penjajah salibis Perancis mengumumkan bahwa mereka melipat gandakan tiga kali jumlah tentara Perancis di Mali dari 800 personil menjadi 2.500 personil. Tentara penjajah salibis Prancis melancarkan serangan darat pertama mereka terhadap mujahidin Anshar Ad-Din dan Al-Qaeda Negeri Maghrib Islam pada Rabu (16/1/2013).
Juru bicara media mujahidin Anshar Ad-Din Mali Utara, Syaikh Sandah Walad Bomama, dalam wawancara khusus dengan harian Ash-Sharq Al-Awsath pada Kamis (17/1/2013) menjelaskan kebohongan besar penjajah salibis Perancis. Ia memaparkan bahwa Perancis telah menempatkan 6000 tentaranya di Mali. Tujuan invasi salibis Perancis di Mali Utara, menurutnya, adalah untuk membagi-bagi negara Aljazair dan menguasai minyak bumi serta gas di kawasan Afrika Barat. (muhib almajdi/arrahmah.com)