SANA’A (Arrahmah.id) – Angkatan Bersenjata Yaman (Ansharallah) telah mengumumkan dimulainya kembali larangan penuh bagi kapal-kapal ‘Israel’ di Laut Merah, Laut Arab, Selat Bab Al-Mandab, dan Teluk Aden. Keputusan ini menyusul blokade ‘Israel’ yang terus berlanjut terhadap Gaza, yang mencegah masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang terkepung.
Militer telah mengeluarkan pernyataan yang mengumumkan langkah tersebut. Larangan tersebut berlaku segera dan akan tetap berlaku hingga ‘Israel’ membuka kembali penyeberangan ke Gaza dan mengizinkan bantuan kemanusiaan mengalir.
“Setiap kapal ‘Israel’ yang mencoba melanggar larangan tersebut akan menjadi sasaran,” pernyataan tersebut memperingatkan.
Hal ini menandai berakhirnya jeda sementara dalam operasi angkatan laut Houtsi terhadap kapal-kapal yang terkait dengan ‘Israel’. Kelompok tersebut menghentikan operasinya menyusul kesepakatan gencatan senjata antara ‘Israel’ dan Hamas, yang ditengahi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat pada Januari. Gencatan senjata tersebut dimulai ketika Presiden AS Donald Trump kembali menjabat pada 20 Januari.
Namun, ‘Israel’ telah menutup jalur penyeberangan Gaza selama sepuluh hari, menghalangi pasokan makanan dan medis. Organisasi hak asasi manusia memperingatkan bahwa pengepungan tersebut mendorong dua juta penduduk daerah kantong itu menuju kelaparan.
Penutupan tersebut melanggar perjanjian gencatan senjata, yang mengharuskan ‘Israel’ mengizinkan bantuan masuk ke Gaza tanpa batasan. Para ahli hukum mengatakan blokade tersebut merupakan kejahatan perang dan hukuman kolektif menurut hukum internasional. (zarahamala/arrahmah.id)